Produsen: Industri Rokok Tetap Sehat, Buktinya Target Cukai Selalu Tercapai
Merdeka.com - Direktur Utama PT Indonesian Tobacco Djonny Saksono mengatakan, kondisi bisnis tembakau di dalam negeri sangat menjanjikan dan tahan banting. Menurut dia, hal tersebut terbukti dengan target pemerintah pada penerimaan cukai yang selalu tercapai setiap tahunnya.
"Kondisi Tobacco kita luar biasa karena setiap tahun pemerintah meningkatkan target baru dari hasil cukai dan tidak ada yang tidak tercapai setiap tahun meskipun terus dinaikan oleh pemerintah. Pasar rokok akan tetap booming, sehat. Industri rokok tetap sehat," ucapnya di Jakarta, Selasa (28/5).
Sebagai informasi, kontribusi pajak dari cukai rokok sebagaimana tercantum dalam APBN 2018 mencapai sekitar Rp153 triliun. Angka ini meningkat sebanyak Rp3 triliun di mana pada tahun 2017 kontribusi cukai rokok sebesar Rp150,81 triliun.
Sebelumnya Direktur Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Heru Pambudi bahkan mengungkapkan, penerimaan terbesar Bea Cukai 2018 disumbang oleh penerimaan cukai rokok.
"Cukai itu mencapai Rp159,7 triliun, yang terdiri dari cukai rokok Rp153 triliun, minuman (beralkohol) Rp6,4 triliun dan etil alkohol Rp0,1 triliun, serta cukai lainnya Rp0,1 triliun," papar dia Rabu (2/1).
Djonny pun menambahkan, industri rokok secara historis sudah menunjukkan bahwa industri ini tahan banting dan tetap tumbuh dari berbagai sentimen yang terjadi.
"Kalau kita ingat krisis 98 rupiah dan lainnya anjlok, banyak perusahaan besar masuk RS, tetapi tidak ada pabrik rokok yang masuk RS, semua sehat dan eksis. Ekonomi baik, orang merokok, ekonomi susah banyak orang merokok," ujarnya.
"Jadi entah bea cukai kita yang hebat atau perokok kita yang hebat, target cukai itu pasti selalu tercapai," tambah dia.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca Selengkapnya"Ini menyebabkan produksi rokok mengalami penurunan terutama golongan 1 yaitu produsen terbesarnya," ucap Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaSejumlah pedagang sembako juga menolak rencana pelarangan penjualan rokok eceran atau ketengan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Banyak Rokok Murah, Kebijakan Kenaikan Cukai Jadi Tak Efektif Tekan Konsumsi?
Baca SelengkapnyaSempat ditipu hingga ratusan juta, pengusaha bawang goreng satu ini justru makin sukses dengan penghasilan mencapai ratusan juta.
Baca SelengkapnyaKampung Jaha terkenal sebagai sentra pengrajin bawang goreng di Bekasi.
Baca SelengkapnyaKisah pengusaha kerupuk kulit yang memulai bisnis dengan berjualan di pinggir jalan hingga dapat omzet ratusan juta.
Baca SelengkapnyaPerusahaan berkomitmen memenuhi tambahan ketersediaan pupuk subsidi untuk para petani.
Baca SelengkapnyaPeredaran rokok perlu dikendalikan di tingkat masyarakat selaku konsumen.
Baca Selengkapnya