Produk Asuransi Syariah Makin Diminati Nasabah Non-Muslim
Merdeka.com - Pertumbuhan asuransi syariah di Indonesia diperkirakan akan tetap tinggi di tengah masa pandemi Virus Corona. Asosiasi profesional layanan keuangan internasional atau Million Dollar Round Table (MDRT) memperkirakan potensi asuransi syariah di Indonesia dalam tiga tahun mendatang mencapai Rp 9,6 triliun, di mana 19 persen di antaranya diprediksi akan datang dari nasabah non-muslim.
"Popularitas produk-produk keuangan syariah di Indonesia memang sedang meningkat pesat, bahkan dikalangan nasabah non-muslim," ujar Anggota MDRT Indonesia, Budiono Prasetyo, Jakarta, Selasa (11/8).
Dia melanjutkan bahwa semakin banyak informasi dan hasil yang terlihat dari produk-produk keuangan syariah, popularitasnya akan semakin meningkat. "Dalam bidang asuransi, produk asuransi syariah juga amat menarik karena cenderung aman dan diawasi Dewan Pengawas Syariah, dan hasilnya pun kompetitif," lanjutnya.
Produk Syariah Makin Banyak Tawarkan Manfaat
Budiono menjelaskan, banyak nasabah non-muslim yang awalnya ragu dan mempertanyakan manfaat dan keamanan produk-produk syariah. Namun kini, tren semakin berubah seiring dengan banyaknya manfaat dari produk syariah.
"Bisa ditunjukkan bahwa dalam produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) syariah, angsurannya cenderung flat dan tidak naik-turun seperti pada produk KPR konvensional. Pada perbankan syariah pun menarik karena tidak adanya biaya administrasi, biaya ATM, dan riba. Ini yang amat menarik nasabah untuk berinvestasi dalam produk-produk syariah," katanya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tren kenaikan nilai aset pada industri asuransi tidak hanya swasta, BPJS Kesehatan dan Tenaga Kerja juga mengalami kenaikan aset.
Baca SelengkapnyaPenting bagi setiap individu dan keluarga untuk memastikan mereka dilindungi secara memadai dengan asuransi jiwa seumur hidup.
Baca SelengkapnyaData Bank Indonesia mencatat, indeks penjualan riil atau IPR pada Februari 2024 tercatat 214,1.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaKeunggulan lain dari yakni fitur badal haji dan wakaf. Wakaf yang bisa disalurkan bernilai hingga 45 persen dari nilai santunan asuransi.
Baca SelengkapnyaXpresi menawarkan sejumlah alasan kuat mengapa produk ini menjadi pilihan utama dalam perlindungan keluarga.
Baca SelengkapnyaAsuransi kesehatan dianggap penting untuk menjamin masa depan finansial
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca Selengkapnya