Presidensi G20, Pemerintah Pamerkan Potensi EBT di Indonesia
Merdeka.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memamerkan berbagai potensi besar sumber daya energi terbarukan maupun peluang pasar dalam presidensi G20. Pemerintah juga siap memberikan sistem maupun mekanisme untuk investasi yang kondusif.
"Sehingga nanti pada saatnya kita bisa memastikan capaian-capaian target dari 23 persen energi baru terbarukan pada 2025 dan 29 persen penurunan emisi pada 2030 ini bisa kita kelola dengan baik bekerja bersama G20 atau negara mitra yang lainnya," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam konferensi pers yang dipantau di Jakarta, dikutip Antara, Kamis (24/3).
Dadan menyampaikan bahwa pemerintah ingin memanfaatkan forum G20 untuk memberikan sebesar-besarnya bagi Indonesia terkhusus netralitas karbon. Menurutnya, transisi energi punya banyak tantangan dan pemerintah ingin merubah tantangan tersebut menjadi opportunity.
"Kita tunjukkan bahwa Indonesia ini siap dari sisi regulasi," kata Dadan.
Kementerian ESDM memproyeksi potensi energi bersih yang dimiliki oleh Indonesia dapat mencapai 3.686 gigawatt dengan rincian potensi energi surya menjadi yang terbesar mencapai 3.295 gigawatt, disusul oleh hidrogen sebesar 95 gigawatt, bioenergi 57 gigawatt, bayu atau air sebesar 155 gigawatt, panas bumi sebesar 24 gigawatt, dan laut sebesar 60 gigawatt.
Hingga akhir 2021, kapasitas terpasang pembangkit listrik energi bersih di Indonesia hanya sebesar 11,35 gigawatt dengan persentase bauran mencapai 11,5 persen.
Presidensi G20 punya forum transisi energi yang terdiri dari berbagai pertemuan mulai dari sidang kelompok kerja transisi energi (Energy Transition Working Group/ETWG) pertama di Yogyakarta pada 23-25 Maret 2022, ETWG kedua di Labuan Bajo, dan ETWG ketiga di Bali, serta energy transition ministerial meeting (ETMM). Puncak presidensi G20 Indonesia adalah konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 di Bali pada September 2022 mendatang.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Program transisi energi juga sejalan dan mendukung program pemerintah yang lain
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaBanyak masyarakat Indonesia yang memilih berinvestasi pada emas di tengah gempuran beragam pilihan investasi lain.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Memasuki tahun politik 2024, banyak investor yang mempertanyakan peluang berinvestasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) mematok target besar dalam memanfaatkan energi surya, 4,680 MW pada tahun 2030.
Baca SelengkapnyaJika pengembangan lapangan migas terus tertunda, maka diperkirakan di tahun 2042, Indonesia akan menjadi negara pengimpor net migas.
Baca SelengkapnyaIndonesia Kembali Gelar ISF 2024, Bawa 9 Topik Besar soal Transisi Energi hingga Ekonomi Biru
Baca SelengkapnyaAkibat harga gas bumi murah atau harga gas bumi tertentu (HGBT) kepada tujuh sektor industri tellah berdampak pada berkurangnya penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaEkonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.
Baca Selengkapnya