Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pisang Goreng Madu Bu Nanik Sudah Diekspor ke Thailand Hingga Australia

Pisang Goreng Madu Bu Nanik Sudah Diekspor ke Thailand Hingga Australia Founder Pisang Goreng Madu, Nanik Soelistiowati. ©2019 Merdeka.com/Wilfridus Setu Embu

Merdeka.com - Dengan perjuangan panjang, usaha Pisang Goreng Madu Bu Nanik yang didirikan sejak 2007 mulai dikenal dan disukai orang. Meskipun demikian, pertumbuhan penjualan atau pesanan tidak berlangsung signifikan.

"Mulai laris kalau bilang lama juga Mas, kan saya testernya banyak. Yang beli, sehari saja saya jual 20 pisang saja susah sekali," kata Nanik di Jakarta.

Keuletan dan usaha kemudian membuahkan hasil. Pisang Goreng Madu buatannya kemudian mendapatkan tanggapan positif dan dicari-cari oleh pelanggan. Kini, outlet pisang goreng madu Bu Nanik yang berada di Tanjung Duren, Jakarta Barat, tidak pernah sepi pesanan.

Usaha yang dimulai dengan modal awal tidak sampai Rp2 juta, gerobak pemberian teman serta cuma mampu memproduksi sekitar 5 peti pisang tersebut, kini mampu memproduksi hingga 3 hingga 4 ton pisang.

Jika dulu Nanik harus bekerja sendiri, maka kini pekerjaannya dibantu oleh 85 orang karyawan. Suplier pisang raja sebagai bahan baku pun makin luas, yakni dari Cianjur, Bogor, Lampung, dan Semarang. Nanik menegaskan menjaga mutu produk merupakan salah satu kekuatannya dalam bertahan di tengah persaingan usaha.

"Mutu itu nomor 1 yah, dulu bentuk pisangnya acak-acakan. Sekarang mulai berbentuk, packaging dibagusin. Perbaikan manajemen bisnis," ujar dia.

Tingginya permintaan konsumen pada produknya bahkan berhasil memikat investor untuk menanamkan modal. Sayangnya, tawaran tersebut ditampiknya. Meski enggan menyampaikan identitas investor, dia hanya menjelaskan, dirinya sempat ditawarkan untuk memasarkan produk hingga ke Thailand dan Vietnam. Lokasi di mana investor tersebut tengah melakukan ekspansi bisnis.

"Pernah ditawarkan salah satu platform online untuk buka cabang di luar negeri. Tapi saya tidak menyanggupinya," katanya.

Pisang Goreng Madu pun sudah dinikmati hingga ke luar negeri melalui sistem jasa titip alias jastip. Lewat cara inilah, produknya berhasil mencapai Hongkong, Singapura, bahkan Australia. "Seperti jastip yang ke Australia, itu pernah dijual USD 10 untuk 5 buah pisang goreng madu," katanya.

Masuk ke Pasar Online

Bergabungnya dua anaknya dalam bisnis, membawa cukup banyak perubahan. Salah satunya, pergerakan Pisang Madu Bu Nanik menuju platform digital. Imbasnya terhadap kenaikan omzet memang lumayan.

Meski enggan menyebut jumlah omzet, dia mencatat kenaikan omzet sekitar 20 persen hingga 30 persen setelah memanfaatkan platform digital.

"Kita dulu, pakai telpon. Mulai ikut media online, anak-anak pulang dari sekolah, kolaborasi dengan saya. Mereka bagian manajemen dan marketing, saya bagian produksi."

Dia mengakui, memang memotivasi anak-anaknya agar ikut membangun bisnis yang sudah dia rintis.

"Awalnya tujuan mulai nyekolahin anak, kan bukan orang yang terlalu berada. Bekalin ilmu dengan sekolah. (Setelah selesai sekolah) saya tanya mau kerja apa bantu mami usaha, saya motivasi kalau kerja sama ibu buat ibu, kalau kerja buat orang maju buat orang. Lalu mereka mau jual pisang, maka kita kolaborasi buka usaha," ungkapnya.

Putri Nanik sekaligus COO CV. Bu Nanik Group, Michelle K Molloy mengatakan, alasan utama usahanya memanfaatkan platform online tidak lain sebagai upaya mengikuti perkembangan zaman. Tak hanya itu, perbaikan mutu dan tampilan produk juga terus dilakukan.

"Kalau hanya diam di tempat kita akan stuck, sedangkan zaman berubah terus, maka bagaimana kita mengikuti perkembangan."

"Produk dulu kita tidak dicetak, berantakan. Sekarang dicetak, jadi setiap orang dapat ukuran yang sama. Lalu kemasan, lalu branding. Sekarang kita punya paling baru pisang madu dengan topping. Ini untuk menyasar generasi anak muda yang memang suka toping," jelas dia.

Terkait rencana bisnis ke depan, Michelle mengaku masih akan mengembangkan dan meningkat nilai tambah dari pisang madu. Ketika ditanya apakah berniat untuk merambah ke bisnis franchise, dia mengatakan, masih banyak hal harus disiapkan untuk sampai ke level itu. Terutama dari segi kemampuan memastikan standar produk yang akan dijual.

"Mungkin kalau bisa setengah mateng, terus bisa digoreng lagi dan hasilnya 100 persen, maksimal, baru berani franchise. Kalau franchise kan tidak semua orang punya kemampuan culinary yang sama. Takutnya mutu dan kualitasnya beda," tandasnya.

(mdk/azz)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Awalnya Terjual 5 Porsi Kini Laku 3 Ton dalam Seminggu, Intip Kisah Inspiratif Pengusaha Pisang Geprek yang Viral

Awalnya Terjual 5 Porsi Kini Laku 3 Ton dalam Seminggu, Intip Kisah Inspiratif Pengusaha Pisang Geprek yang Viral

Berawal dari modal yang sangat kecil, kini ia memperoleh omzet hingga jutaan rupiah per minggunya.

Baca Selengkapnya
Cara Masak Pisang Kepok secara Efisien dengan Warna Tetap Cerah

Cara Masak Pisang Kepok secara Efisien dengan Warna Tetap Cerah

Anda bisa mengolah pisang kepok dengan hemat gas sehingga tetap segar dan tidak mengalami perubahan warna yang tidak diinginkan. Berikut panduannya.

Baca Selengkapnya
20 Manfaat Kesehatan Luar Biasa yang Terdapat di Dalam Pisang

20 Manfaat Kesehatan Luar Biasa yang Terdapat di Dalam Pisang

Pisang merupakan buah yang mudah ditemukan dan dikonsumsi di seluruh Indonesia. Buah ini tak hanya lezat tapi juga menyimpan beragam nutrisi penting.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Dulu Jualan di Kaki Lima, Kini Eks Pegawai BUMN Ini Sukses Punya Pabrik Kerupuk Kulit, Omzet Rp700 Juta Perbulan

Dulu Jualan di Kaki Lima, Kini Eks Pegawai BUMN Ini Sukses Punya Pabrik Kerupuk Kulit, Omzet Rp700 Juta Perbulan

Kisah pengusaha kerupuk kulit yang memulai bisnis dengan berjualan di pinggir jalan hingga dapat omzet ratusan juta.

Baca Selengkapnya
Pria Ini Tak Takut Gagal Merintis Usaha Selama Masih Ada Ibu, Akhirnya Sukses Jual Makanan dengan Omzet Rp20 Juta Sebulan

Pria Ini Tak Takut Gagal Merintis Usaha Selama Masih Ada Ibu, Akhirnya Sukses Jual Makanan dengan Omzet Rp20 Juta Sebulan

Dengan modal terbatas, Dicky merintis usaha martabak di pelataran rumahnya. Dia sempat ragu dan takut memulai usaha.

Baca Selengkapnya
Jalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak

Jalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak

Saat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.

Baca Selengkapnya
Perempuan di Malang Ditangkap Setelah Kemas Ulang Beras Subsidi Jadi Beras Premium

Perempuan di Malang Ditangkap Setelah Kemas Ulang Beras Subsidi Jadi Beras Premium

EH sudah ditahan dan terancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara dan denda paling banyak Rp2 miliar.

Baca Selengkapnya
Gudang Penyimpanan Pil Koplo di Semarang Digerebek, 110 Juta Tablet Senilai Triliunan Disita

Gudang Penyimpanan Pil Koplo di Semarang Digerebek, 110 Juta Tablet Senilai Triliunan Disita

Keberadaan gudang ini diketahui setelah sebelumnya dilakukan penggerebeken terkait produksi pil koplo di Bekasi.

Baca Selengkapnya
Manfaat Kesehatan Pisang dan Tips Mengkonsumsinya

Manfaat Kesehatan Pisang dan Tips Mengkonsumsinya

Pisang adalah buah serbaguna yang terkenal lezat dan kaya manfaat. Yuk, simak apa aja manfaat pisang dan tips mengkonsumsinya!

Baca Selengkapnya