Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perusahaan asal Jerman tertarik investasi gasifikasi batubara di RI

Perusahaan asal Jerman tertarik investasi gasifikasi batubara di RI batubara. Merdeka.com

Merdeka.com - Perusahaan asal Jerman, PT Zemag Clean Energy Technology GmbH akan menjajaki pengembangan gasifikasi batubara di Indonesia dengan menggandeng perusahaan lokal.

Hal ini disebut Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Achmad Sigit Dwiwahjon di Jakarta, Jumat (13/1).

"Kami melihat, pengembangan gasifikasi batubara di Indonesia memiliki potensi yang besar. Perusahaan asal Jerman, PT Zemag telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia untuk mengembangkan turunan dari gasifikasi batubara," katanya.

Dalam hitungan Sigit, dibutuhkan investasi Rp 13 triliun untuk menghasilkan 1.000 metrik ton turunan gasifikasi batubara. Untuk lokasi pabriknya kemungkinan di wilayah Kalimantan.

"Industri batu bara di Indonesia masih menarik bagi investor asing di tengah perlambatan ekonomi global. Jika dihitung, dalam masa pengujian dapat mengubah 100.000 ton batubara menjadi 3.600 million metric british thermal unit (mmbtu) gas per hari," papar dia.

Jika gas yang dihasilkan tidak digunakan, lanjut Sigit, bisa dipakai untuk industri dalam negeri dengan harga USD 4 hingga USD 5 per mmbtu.

"Investasi ini akan menghasilkan nilai tambah yang besar bagi industri dalam negeri. Untuk gasnya bisa dipakai di dalam negeri, tinggal dibangun infrastrukturnya," ujar Sigit.

Sigit akan mencarikan patner lokal untuk bekerja sama dengan Zemag dalam membangun industri gasifikasi batubara.

"Kita punya cukup banyak batu bara yang berkalori rendah dan perlu dikonversi untuk menjadi gas sintetis, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan pupuk dan metanol. Kemungkinan perusahaan asal Jerman tersebut bekerjasama dengan perusahaan lokal agar projectnya bisa berjalan," kata Sigit.

Managing Director PT Zemag Clean Energy Technology GmbH, Fun Minyan mengatakan, Indonesia memiliki sumber batubara rendah kalori yang cukup besar. Hasil pertemuan dengan pihak pemerintah, menjadi masukan untuk mengembangkan investasi di Indonesia.

"Diskusi dengan pemerintah sangat interaktif, Indonesia membutuhkan produk turunan gasifikasi batubara bagi industri manufaktur. Saat ini, kami masih menjajaki investasi metanol dengan bahan baku rendah kalori," tutur Fun.

Fun sudah berdiskusi dengan pemerintah untuk mencari partner lokal di Indonesia demi mengembangkan pabrik gasifikasi batubara.

"Pemerintah akan mencarikan perusahaan lokal di Indonesia jika investasinya terealisasi. Teknologi yang dihasilkan nantinya akan memberikan nilai tambah bagi industri di Indonesia."

Batubara berkalori rendah dapat dikembangkan untuk memproduksi gas dimetil eter yang bisa menggantikan gas liquefied petroleum gas (LPG) sehingga impor bahan baku gas tidak lagi diperlukan.

(mdk/sau)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Terungkap, Begini Transformasi Industri Berbasis Teknologi Dilakukan Semen Indonesia Grup
Terungkap, Begini Transformasi Industri Berbasis Teknologi Dilakukan Semen Indonesia Grup

Melalui TEMC, PT Semen Tonasa berhasil menghemat penggunaan energi hingga 4.899 Terajoule (TJ) atau setara dengan 167.228 ton batu bara.

Baca Selengkapnya
Menaker Apresiasi Pemerintah Jerman yang Minat dengan Tenaga Perawat Indonesia
Menaker Apresiasi Pemerintah Jerman yang Minat dengan Tenaga Perawat Indonesia

Saat ini Indonesia dalam tahap pengembangan SIPK dalam upaya meningkatkan partisipasi industri untuk memanfaatkannya.

Baca Selengkapnya
Dewan Energi Nasional: PHE Mampu Sejajar dengan Perusahaan Migas Dunia
Dewan Energi Nasional: PHE Mampu Sejajar dengan Perusahaan Migas Dunia

PHE hingga Juni 2023 mencatatkan produksi minyak sebesar 570 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2757 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Indonesia Terancam Jadi Negara Pengimpor Net Migas Jika Tak Lakukan Ini
Indonesia Terancam Jadi Negara Pengimpor Net Migas Jika Tak Lakukan Ini

Jika pengembangan lapangan migas terus tertunda, maka diperkirakan di tahun 2042, Indonesia akan menjadi negara pengimpor net migas.

Baca Selengkapnya
Ciptakan Energi Hijau, Patra Jasa dan Pertamina Kembangkan Proyek Pengelolaan Limbah Minyak Jelantah
Ciptakan Energi Hijau, Patra Jasa dan Pertamina Kembangkan Proyek Pengelolaan Limbah Minyak Jelantah

Proyek ini diharapkan bisa mengembangkan portofolio dalam pengelolaan energi hijau atau green energy.

Baca Selengkapnya
Usai Libur Lebaran, Mentan 'Tancap Gas' Cetak Sawah 500 ribu Ha di Merauke
Usai Libur Lebaran, Mentan 'Tancap Gas' Cetak Sawah 500 ribu Ha di Merauke

Merauke memiliki potensi pertanian yang besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri khususnya di Indonesia bagian timur.

Baca Selengkapnya
Pertama di Indonesia, Subholding Gas Pertamina Manfaatkan Bio-CNG untuk Pelanggan Ritel
Pertama di Indonesia, Subholding Gas Pertamina Manfaatkan Bio-CNG untuk Pelanggan Ritel

PGN melibatkan anak perusahaan, PT Gagas Energi Indonesia untuk menindaklanjuti kerja sama pemanfaatan Bio-CNG dengan KIS.

Baca Selengkapnya
Perusahaan yang Bantu Hijaukan IKN Bisa Dapat Pengurangan Pajak 200 Persen
Perusahaan yang Bantu Hijaukan IKN Bisa Dapat Pengurangan Pajak 200 Persen

Otorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.

Baca Selengkapnya
Korsel-Indonesia Sepakat lanjutkan Proyek Pembuatan Jet Tempur Senilai Rp95,07 Triliun
Korsel-Indonesia Sepakat lanjutkan Proyek Pembuatan Jet Tempur Senilai Rp95,07 Triliun

Menurut kesepakatan, Indonesia juga akan memproduksi 48 unit jet tempur itu di dalam negeri.

Baca Selengkapnya