Permintaan Properti dari Warga Asing di Indonesia Tak Lebih 10 Persen
Merdeka.com - Warga Negara Asing (WNA) semakin banyak berdatangan ke Indoensia. Sebagian dari mereka bahkan menjadikan Indonesia sebagai tujuan bisnis. Sebenarnya, momentum ini bisa menjadi potensi besar bagi para pengembang properti untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal mereka.
Tak terkecuali bagi Pollux Properties. Sebagai pengembang yang berfokus pada hunian mewah, tentu peluang Pollux menarik hati para ekspatriat lebih besar.
CEO Pollux Properties, Nico Purnomo Po mengatakan, tingkat permintaan kepemilikan properti oleh warga negara asing tidak lebih dari 10 persen.
"Secara komposisi memang bukan mayoritas, misalnya saja di Batam itu hanya sekitar 8-9 persen, di Mega Kuningan (Jakarta) itu 10 persen, secara persentase tidak besar namun sangat membantu dalam pertumbuhan bisnis," ujar Nico kepada Liputan6.com, Rabu (10/7).
Sebelumnya, Pollux mengalokasikan Rp1,2 triliun untuk belanja modal tahun ini. Progress pengeluaran dilaporkan telah melebihi 50 persen, yang sebagian besar difokuskan untuk membangun properti di empat daerah potensial, yaitu Batam, Cikarang, Jakarta (CBD Mega Kuningan) dan Lombok.
Tren permintaan pasar asing juga positif. Meski tidak menyebutkan angka pastinya, Nico yakin investasi asing akan mengalami pertumbuhan. Apalagi dengan adanya regulasi yang akan disempurnakan pemerintah.
"Regulasi sudah jelas, ya, jadi saya yakin demand pasar akan semakin meningkat," tutupnya.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak masyarakat Indonesia yang memilih berinvestasi pada emas di tengah gempuran beragam pilihan investasi lain.
Baca SelengkapnyaMasyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaTidak satu pun dari 16 properti yang dijual mendapat perhatian publik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Begini penampakan komplek perumahan milik perusahaan baja terbesar di Indonesia yang kini kondisinya memprihatinkan.
Baca SelengkapnyaSaat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data BPS mencatat beras dan rokok sebagai pengeluaran terbesar dalam rumah tangga.
Baca SelengkapnyaBukan tanpa alasan, baru-baru ini keduanya memamerkan rumah mewah mereka yang bernilai miliaran rupiah, sangat berbeda dari rumah mereka sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tren permintaan properti oleh generasi milenial tengah mengalami lonjakan. Minat generasi milenial dalam membeli rumah tapak mencapai 64,4 persen.
Baca SelengkapnyaAgung Podomoro membangun Kota Podomoro Tenjo untuk menjawab tingginya permintaan konsumen terhadap hunian.
Baca Selengkapnya