Peningkatan Belanja Online Selama Pandemi Genjot Sampah Plastik Indonesia
Merdeka.com - Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan, Veri Anggrijono menekankan, perlu adanya pembicaraan lebih lanjut untuk mencari solusi terbaru akibat melonjaknya penggunaan plastik selama pandemi Covid-19. Terutama dari kegiatan belanja online.
"Sudah lebih dari satu tahun kita berada dalam situasi yang tidak biasa sebagai imbas dari pandemi Covid-19. Seperti kita ketahui, perilaku belanja masyarakat sudah bergeser dari offline ke online membuat masyarakat dan pelaku usaha cenderung menggunakan lebih banyak plastik dibandingkan pada waktu sebelumnya," bebernya dalam acara FGD bertajuk: Bicara Soal Plastik di Masa Pandemi Covid-19, Senin (15/3).
Veri bilang, tingginya penggunaan plastik di aktivitas belanja online tak lepas dari keinginan produsen dan konsumen yang sama-sama ingin memastikan kondisi produk, khususnya makanan tetap terjaga kebersihannya agar terhindar dari paparan virus mematikan asal China itu. Sehingga plastik dinilai sebagai media yang tepat untuk melindungi produk yang diterima konsumen untuk tetap higienis sekaligus tidak rusak.
"Ini menjadi dilema, seperti kita ketahui dengan penggunaan plastik pelindung yang dimaksudkan agar produk tidak rusak seperti bubble wrap dan untuk pengemasan makanan dengan plastik melalui aplikasi online. Nah, ini semua demi menjaga kehigienisan makanan dan sebagainya," terangnya.
Maka dari itu, dia menyerukan untuk pentingnya pembicaraan lebih lanjut antar pemangku kepentingan terkait untuk mencari solusi atas permasalahan anyar ini. Menyusul situasi tidak biasa yang dihadapi oleh regulator guna menekan konsumsi plastik sekaligus memastikan produk yang diterima konsumen dari belanja online tetap dalam keadaan tetap higienis.
"Ini yang perlu kita bicarakan bersama. Semua kami harapkan dalam rangka mencari solusi yang terbaik agar konsumen menerima barang dengan baik dan aman, namun tidak merusak lingkungan," kata dia.
Menko Luhut Ingatkan Penerapan Ekonomi Sirkular Atasi Sampah Plastik Indonesia
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menginginkan adanya terobosan anyar dalam menyelesaikan persoalan sampah plastik di Indonesia. Dia pun meminta pemangku kepentingan terkait agar tidak lagi menerapkan strategi business as usual dalam mengatasi persoalan klasik itu.
"Saya selalu menekankan untuk mengambil langkah-langkah yang tidak biasa (mengatasi sampah plastik), bukan business as usual," tegasnya dalam webinar bertajuk Kemitraan Menuju Indonesia Bebas Sampah: Peresmian Fasilitas TPST3R di Kabupaten Pasuruan, Jumat (26/2).
Menko Luhut bilang, penerapan ekonomi sirkular, bisa menjadi salah satu terobosan untuk mengatasi persoalan sampah plastik di Tanah Air. Melalui cara ini nantinya mekanisme pengolahan sampah plastik akan menekankan pada penciptaan inovasi aneka produk berdaya saing tinggi.
"Sehingga berbagai barang atau produk yang dapat dijual, memberikan penghasilan bagi masyarakat setempat," terangnya.
Terlebih lagi, pemerintah juga telah menetapkan ekonomi sirkular sebagai tema perayaan Hari Peduli Sampah Nasional (HSPN) di tahun ini. "Untuk itu, saya mendukung implementasi ekonomi sirkular dalam penyelesaian masalah pengolahan sampah plastik di daerah," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Modus terduga pelaku dalam menjalankan aksinya yakni pinjaman online.
Baca SelengkapnyaBlibli mengajak masyarakat lebih waspada dengan mengenali saluran informasi dan kanal komunikasi resmi Blibli.
Baca SelengkapnyaKonsep hidup ramah lingkungan yang meminimalisir penggunaan kemasan plastik membuat aneka kerajinan anyaman bambu semakin diminati konsumen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Keberadaan gudang ini diketahui setelah sebelumnya dilakukan penggerebeken terkait produksi pil koplo di Bekasi.
Baca SelengkapnyaHendi mengajak para santri untuk memahami peluang usaha yang ada pada aktivitas pengadaan barang / jasa pemerintah.
Baca SelengkapnyaTurunnya impor non migas karena penurunan mesin peralatan mekanis dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik serta kendaraan dan bagiannya.
Baca SelengkapnyaSingapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca SelengkapnyaPerusahaan tersebut mengekspor sarung tangan sebanyak 339 karton
Baca SelengkapnyaSoal pilihan bank, Nina mengaku tak pernah pindah ke lain hati.
Baca Selengkapnya