Pengusaha UMKM Keluhkan Anjloknya Omzet di Pekan Raya Jakarta
Merdeka.com - Sejumlah pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dari berbagai daerah mengeluhkan penurunan jumlah omzet di pameran Jakarta Fair Kemayoran yang digelar oleh PT Jakarta International Expo (JIExpo).
"UMKM saya hampir setiap tahun selalu berpartisipasi di Jakarta Fair, namun tahun ini omzetnya menurun," kata Siti, salah seorang pelaku UMKM asal Aceh.
Dari awal dibuka pada 22 Mei hingga kini, dia mengaku baru meraup sekitar Rp50 juta. Padahal pameran Jakarta Fair Kemayoran hanya menyisakan lima hari atau berakhir pada 30 Juni 2019.
"Penurunannya cukup besar, Jakarta Fair 2018 kami bisa meraup omzet hingga Rp120 juta," kata Siti.
Berbagai produk yang dijual oleh UMKM kota berjuluk Serambi Mekkah tersebut di antaranya kopi aceh, peci dan aneka tas.
Hal senada juga disampaikan pedagang asal Kota Padang, Sumatera Barat, Ernawati yang mengeluhkan turunnya omzet penjualan dibandingkan tahun sebelumnya.
"Saya sudah ikut Jakarta Fair hingga 15 kali, namun tahun ini terjadi penurunan omzet dan imbasnya sangat terasa," katanya dan menambahkan, pada dasarnya omzet yang diperolehnya pada 2018 sudah mengalami penurunan dari 2017, namun tahun ini kian menurun.
Dia menyebutkan, omzetnya dari berjualan mukena, baju kebaya, taplak meja serta berbagai makanan khas Sumatera Barat tersebut mencapai Rp200 juta pada 2018. "Sekarang hanya Rp100 juta lebih padahal even Jakarta Fair akan segera usai," ucap dia.
Jika dirata-ratakan, ujar dia, omzetnya tahun ini hanya berkisar Rp5 juta hingga Rp7 juta per hari. Kemudian pada akhir pekan kisaran di bawah Rp10 juta per hari. Padahal, pada 2018 omzetnya sekitar Rp12 juta hingga Rp15 juta per hari.
Pelaku UMKM lainnya asal Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, Wahyu Sinaga mengatakan baru pertama kali ikut serta Jakarta Fair Kemayoran.
"Saya memang baru pertama kali ikut, tapi informasi dari pelaku UMKM yang ikut pada 2018, omzet penyelenggaraan 2019 jauh menurun," katanya.
Penurunan omzet tersebut kata dia, dipengaruhi oleh beberapa hal seperti faktor Lebaran yang baru saja usai, kemudian adanya aksi demo beberapa waktu lalu yang berimbas pada penurunan kunjungan, serta efek tiket pesawat yang mahal.
"Selain Lebaran, para orang tua juga mengurus anak-anaknya yang mau masuk sekolah otomatis mereka mengutamakan kebutuhan yang wajib dulu," ujar dia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Erick Thohir menyebut, pelaku UMKM di Indonesia sangat membutuhkan pendampingan untuk mengembangkan usahanya.
Baca SelengkapnyaGanjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca SelengkapnyaDiselenggarakannya pameran ini bertujuan untuk dapat berpartisipasi dalam menciptakan entrepreneur baru di Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pasar murah di Jakarta digelar mulai 26 Februari sampai 9 Maret 2024
Baca SelengkapnyaTeten bilang, selama ini kemitraan antara pelaku UMKM dengan produsen besar masih bersifat kegiatan sosial saja.
Baca SelengkapnyaMenjelang Hari Raya Idulfitri, penjualan pernak-pernik bernuansa Islami mengalami peningkatan sekitar 20-30 persen.
Baca SelengkapnyaUMKM di Indonesia baru saja bangkit dari pandemi dan memiliki peran penting dalam perekonominan nasional.
Baca SelengkapnyaOperasi pasar digelar di wilayah Bandar Lampung, Lampung dan Kebumen, Jawa Tengah
Baca SelengkapnyaBulan Ramadan menjadi momentum untuk menggeliatkan perekonomian warga dan para pelaku UMKM.
Baca Selengkapnya