Pengusaha Nilai Pendapatan Online Belum Mampu Samai Saat Berjualan Offline
Merdeka.com - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani, mengakui pertumbuhan penjualan secara digital meningkat pesat di tengah pandemi Covid-19. Namun, dipastikan peningkatan ini belum mampu menutup pendapatan penjualan secara offline.
"Jadi memang kalau penjualan secara online itu tumbuh tinggi saat ini. Tapi, tidak bisa menggantikan pendapatan dari yang jualan offline," ujar dia dalam webinar bertajuk Implementasi PPKM Jawa-Bali: Kesiapan Sektor Bisnis dan Pelaku Usaha, Jumat (8/1).
Dia mencontohkan, gap ini tercermin jelas di kinerja sektor usaha makanan dan minuman. Kendati dia tak merinci besaran nilai gap yang dimaksud.
"Ternyata kontribusi (pendapatan) offline jauh lebih besar ketimbang online di sektor makanan dan minuman selama pandemi ini," terangnya.
Pun, aneka jenis produk yang dipasarkan secara online dipastikan tidak semuanya laku dibeli konsumen. Khususnya produk-produk yang digunakan di luar kebutuhan sehari-hari.
"Jadi, produk online yang diminati itu lebih untuk digunakan dalam kebutuhan harian. Seperti untuk kebutuhan konsumsi itu naik. Tapi tetap tidak bisa menggantikan (pendapatan) dari offline," tukasnya.
Menteri Teten: Penjualan Secara Online Solusi Bagi UMKM
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengakui, pola konsumsi masyarakat di tengah kondisi pandemi virus corona atau Covid-19 mengalami tren perubahan, dari yang sebelumnya dilakukan secara offline kini bergeser menjadi online.
Menurutnya, hal itu menjadi peluang baru bagi UMKM untuk menjual produknya melalui e-commerce atau online. Apalagi UMKM menjadi salah satu yang terdampak besar akibat virus Corona.
"Penjualan secara online sebuah solusi bagi UMKM yang masih bisa menjalankan usahanya untuk tetap dapat memasarkan produknya sesuai dengan protokol pencegahan virus Corona," kata Teten dalam video conference di Jakarta, Selasa (28/4)
Berdasarkan hasil riset menunjukkan produk makanan jadi, herbal, buah-buahan, hingga sayur-sayuran berpotensi dan memungkinkan untuk laku dijual di tengah kondisi seperti ini. Sebab selain praktis, mudah diolah, produk-produk tersebut juga tahan lama.
"Jadi permintaan terhadap produk yang siap olah praktis sekarang banyak di produk UMKM memproduksi makanan kaleng yang tinggal di panaskan," kata dia.
Dari data yang diperoleh, tren peningkatan transaksi produk selama virus corona ini di berapa platform online terus mengalami peningkatan. Di mana produk outdoor dan indoor seperti game dan perlengkapan olahraga naik 70 persen, produk kesehatan masker, hand sanitizer, termometer juga mengalami peningkatan sebesar 90 persen.
"Lalu produk makanan dan minuman herbal atau instan naik 200 persen dan produk bahan pokok yang naik juga hingga 350 persen ini sumbernya dari Bukalapak," kata dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Modus terduga pelaku dalam menjalankan aksinya yakni pinjaman online.
Baca SelengkapnyaNilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai USD 146 miliar pada tahun 2025. Angka tersebut menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Atikoh menyampaikan, pelaku UMKM juga perlu melakukan digitalisasi untuk menjangkau lebih banyak konsumen
Baca SelengkapnyaJika terpilih sebagai presiden dia akan coba mengatur bagaimana kehadiran e-commerce tidak mematikan usaha pedagang konvensional.
Baca SelengkapnyaPemerintah bergerak memberantas para pengelola judi online yang sampai saat ini beroperasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAda banyak hal dinilai para perajin perlu mendapat perhatian, di antaranya akses permodalan karena selama ini perajin hanya mengandalkan bantuan modal.
Baca Selengkapnyaleksibilitas bekerja dari rumah memfasilitasi keseimbangan kehidupan kerja yang dapat meningkatkan kreativitas dan produktivitas.
Baca SelengkapnyaAngka penerimaan pajak ini kemudian meningkat hingga Rp6,76 triliun pada tahun 2023.
Baca Selengkapnya