Pengusaha khawatir investor kabur karena buruh minta upah naik

Merdeka.com - Konferensi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan elemen serikat buruh lain gencar menuntut kenaikan upah minimum provinsi (UMP) 2015 sebesar 2,29 persen. Buruh DKI meminta upah mereka menjadi Rp 3 juta.

Pengusaha ikut angkat bicara terkait tuntutan buruh, termasuk tambahan koefisien hidup layak (KHL). Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengaku, pihaknya sesungguhnya tak mempermasalahkan tuntutan para buruh. Namun jika masih dalam batas yang wajar serta dibarengi peningkatan produktivitas pekerja.

"Kalau pengusaha tentunya ingin yang wajar-wajar saja. Dan tentunya kita selalu menginginkan bahwa itu dikaitkan dengan peningkatan produktivitas. Jadi tidak hanya naik saja upah, tapi produktivitasnya tidak naik," ujar Suryo di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Selasa (28/10).

Suryo mengaku khawatir jika tuntutan buruh ternyata membuat investor angkat kaki dari dalam negeri. Apalagi sejumlah investor bersedia menanamkan modalnya lantaran melihat iklim investasi dalam negeri yang dinilai baik.

"Sekarang banyak pabrik hengkang dari China ke Indonesia karena alasan itu. Jadi jangan justru kita juga membuat Indonesia menjadi tujuan investasi yang tidak menarik lagi. Maka dari itu kita coba berhati-hati menyangkut masalah ini," lanjutnya.

Suryo mengaku tidak bisa memberikan penilaian besaran kenaikan UMP yang ideal bagi buruh. "Saya tidak bisa komentar berapa besarannya. Kita harus duduk bersama, dan kita akan libatkan Apindo. Karena Apindo yang kita tugaskan untuk menangani masalah buruh ini. Kita perlu duduk bersama, tripartid ini kita capai suatu kesepakatan yang pas," tandasnya.