Pengusaha Indonesia siap serbu pasar Afrika
Merdeka.com - Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia), Suryo Bambang Sulisto optimis pengusaha Indonesia bakal melakukan ekspansi usaha ke negara di Afrika. Pasalnya, potensi Afrika dinilai sangat besar dengan jumlah penduduk yang cukup banyak.
Menurut SBS sapaan akrabnya, potensi bisnis Benua Asia dan Afrika pada 2020 mendatang bisa mencapai USD 1 triliun. Ini menjadi angin segar bagi pengusaha Indonesia yang akan terus mengembangkan bisnisnya.
"Kita prioritaskan negara negara yang tak berkonflik, pedagang itu kan cari tempat yang aman aman saja. Sekarang beberapa negara sudah stabil. Negara yang potensial di Afrika itu ada Nigeria, jadi yang penduduknya besar," ucap SBS di Jakarta, Selasa (21/4).
SBS menyebut, nilai perdagangan Indonesia ke Afrika saat ini masih sangat kecil. Potensi ke depan, angka ini bisa ditingkatkan dua atau tiga kali lipatnya. Namun sayang, SBS tidak menyebut berapa nilai perdagangan Indonesia ke Afrika secara riil.
"Saya kira yang penting harus ada itikad yang lebih menyerang jangan bertahan terus karena pasar kita yang diserang terus sama negara negara lain. Kita juga harus berbisnis secara ofensif, ini yang diperlukan perubahan mental kita. Jangan hanya memikirkan daerah daerah yang dekat dekat kita saja, tetapi daerah yang memiliki pasar yang cukup menjanjikan seperti Afrika Selatan, Nigeria ini kita perlu kita tingkatkan ke negara negara tersebut," katanya.
Pengusaha Indonesia bisa meningkatkan perdagangan ke negara di Afrika melalui sektor yang sangat dibutuhkan di sana. Salah satunya adalah komoditi kelapa sawit, karet, batu bara dan sebagainya.
"Tetapi kemungkinan produk produk industri itu cukup menjanjikan seperti tekstil, elektronik, sepatu dan otomotif yang cukup menjanjikan. Kalau mau itu ada baiknya juga, yang penting produk produk kita harus bisa diterima oleh selera mereka, perlu juga market research pendalaman strategi kita menembus pasar pasar baru ini," tegas SBS
"kita belum terlambat, tetapi kita harus ubah sikap kita dengan melihat pasar pasar yang selama ini belum mendapat perhatian kita. Afrika ini cukup besar, jangan ketinggalan dan kita diserbu terus, harus sebaliknya dong kita menyerbu mereka," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaDaging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.
Baca SelengkapnyaSaat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemilu 1955 ini menjadi yang pertama kali diadakan setelah Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1945.
Baca SelengkapnyaPada 2023, Singapura menjadi sumber investasi terbesar bagi Indonesia, diikuti China, Hong Kong, Jepang, Malaysia, dan Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaJokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaSelain negara di Afrika, pemerintah juga menjajaki peluang impor minyak dari negara di kawasan Amerika Latin.
Baca SelengkapnyaAdapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaDirektur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca Selengkapnya