Penggunaan Data dalam Pengambilan Keputusan Terus Berkembang
Merdeka.com - Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara menyebut, posisi Kementerian Keuangan saat ini tengah berada duduk di atas tumpukan data. Hal ini menujukan bahwa penggunaan data dilakukan sudah berkembang dibandingkan zaman sebelumnya.
"Kita Kementerian Keuangan duduk di atas tumpukan data," kata dia dalam Webinar Data Exchange dan Data Analytics, Selasa (31/8).
Dia mengatakan, penggunaan data-data tersebut menjadi penting untuk mendasari pemikiran-pemikiran dalam mengambil keputusan. Sebab, semua keputusan diambil harus berbasiskan data.
"Kita sebagai organisasi harus menjadi organisasi yang bergerak berdasarkan data. Dan banyak sekali bidang-bidang kebijakan kita yang membutuhkan dan pemahaman atas apa yang sebenarnya terjadi di dunia nyata," jelas dia.
Suahasil lantas membandingkan, kondisi hari ini dengan beberapa puluh tahun lalu. Di mana kegiatan ekonominya sudah berjalan sama seperti sekarang. Namun dalam pelaksanaanya tidak ada data-data kegiatan ekonomi ditampilkan seperti sekarang.
"Mungkin 30 atau 50 tahun lalu datanya tidak pernah dikumpulkan. Sekarang kegiatan ekonominya mungkin tetap ada berjualan di pasar tetap sama tapi sekarang kita punya kemampuan untuk mengumpulkan data," jelas dia.
Dalam perkembangannya, berbagai data saat ini bisa ditujukan pemerintah. Di mana pemerintah punya kemampuan mengumpulkan data mulai dari harga, barang-barang akan dijual, sumber barang bersal dari mana, hingga lainnya.
"Mungkin 30 tahun yang lalu tidak sebesar sekarang. Sekarang kemampuannya sudah lebih besar jadi dari sisi keberadaan data, meskipun katakan kita memiliki kegiatan ekonomi yang sama tetapi dari keberadaan data sekarang jauh lebih banyak data yang bisa kita kumpulkan," tandasnya.
Sebelumnya, survei dilakukan Deloitte menunjukan bahwa sebanyak 76 persen para eksekutif tidak terbiasa dalam menggunakan data. Di mana para eksekutif tersebut, tidak menjadikan data sebagai acuan dalam rangka pengambilan keputusan dan kebijakan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan, Heru Pambudi mengakui, kondisi terjadi di lingkungan pemerintahan pun demikian. Semua keputusan maupun kebijakan tidak semuanya diambil berdasarkan data, melainkan menggunakan feeling.
"Saya yakin bahwa sebagian di antara kita sebagian besar tentunya termasuk saya, memang harus kita sadari bahwa kadangkala kita memutuskan sesuatu secara insting ya. Atau pakai feeling. Walaupun sebagian emang sudah dengan data," kata Heru dalam Webinar Data Exchange dan Data Analytics, Selasa (31/8).
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.
Baca SelengkapnyaPenerapan data kuantitatif sangat luas dan memengaruhi berbagai bidang.
Baca SelengkapnyaKolaborasi antara perusahaan, lembaga pemerintah, akademisi, dan penyedia solusi teknologi menjadi kunci.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca SelengkapnyaBerikut teknik pengumpulan data beserta penjelasannya.
Baca SelengkapnyaMenurut Anies, jawaban data itu sebetulnya simpel dan sederhana. Tinggal dibuka saja data yang bisa dibuka atau tidak bisa dibuka ke publik.
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyampaikan kenaikan jumlah penerima bantuan untuk alokasi mulai awal tahun 2024 sebesar 8% dari data penerima sebelumnya.
Baca Selengkapnya