Pengangguran Jadi Penghambat Pemanfaatan Bonus Demografi Indonesia
Merdeka.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, mengatakan Indonesia memiliki peluang untuk menjadi negara maju dengan adanya bonus demografi. Di mana tenaga kerja usia muda dan produktif jumlahnya mendominasi dari total penduduk secara keseluruhan.
Dia menjelaskan, potensi Indonesia menjadi negara maju akan semakin besar didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan stabil. Selain itu, usia muda yang produktif dipastikan akan menjadi masyarakat kelas menengah ke atas.
"Karena bagaimanapun kalau ada kelompok menengah yang besar, berarti laju pertumbuhan konsumsi yang mendominasi perekonomian ini juga akan relatif stabil dan relatif tinggi," kata Menteri Bambang di Kantornya, Jakarta, Selasa (29/1).
Dia mengungkapkan, Indonesia diperkirakan akan mencapai puncak dari bonus demografi di 2040. Dengan kata lain, di tahun tersebut Indonesia sudah memasuki ageing population serta menjadi kerangka kependudukan dan pembangunan menempatkan penduduk sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi (engine of growth).
Kendati demikian, dia menyatakan bonus demografi sudah dirasakan oleh Indonesia sejak 2010. Sehingga persiapan harus dilakukan dari sekarang agar bonus demografi tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal.
"Disinilah kita harus bisa memanfaatkan struktur penduduk yang sangat besar di kelompok penduduk usia muda," ujarnya.
Pada saat yang sama, Indonesia juga harus menghadapi beberapa kendala yang harus segera diselesaikan mulai dari saat ini. Yaitu mengenai kualitas tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja itu sendiri. Karena kelompok usia muda ini adalah kelompok usia produktif, maka mau tidak mau akan terkait langsung dengan lapangan kerja.
"Punya kelompok penduduk muda yang produktif maka satu hal yang harus diindahkan adalah jangan sampai terjadi yang namanya Youth Unemployment atau pengangguran usia muda. Karena ketika mereka adalah penduduk yang terbesar kelompoknya kemudian terjadi pengangguran, maka memanfaatkan bonus demografi tersebut akan sulit," ujarnya.
Dia mengungkapkan, diperkirakan pada periode 2020-2024 akan ada sekitar 174 juta sampai 180 juta penduduk usia produktif yang siap untuk menggerakkan ekonomi Indonesia. Di 2030, jumlah tersebut akan meningkat hingga mencapai 200 juta orang.
"Inilah yang kemudian harus kita dorong menjadi kelompok menengah, syukur-syukur tentunya lebih dari itu. Dengan basis kelompok menengah yang besar, maka potensi Indonesia menjadi negara maju makin besar," ujarnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menaker Beri Semangat Peserta Pemagangan di Thailand untuk Tingkatkan Kompetensi
Menaker mengatakan, Indonesia akan menghadapi bonus demografi yang puncaknya terjadi pada tahun 2030 hingga 2035.
Baca SelengkapnyaBertemu Presiden JAPINDA, Jokowi Apresiasi Bantuan Promosi Kerja Sama Ekonomi
Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi.
Baca SelengkapnyaHore! PNS Penempatan Daerah 3T Bakal Dapat Banyak Bonus
Anas menyebut para ASN yang bekerja di 3T pun akan diberikan jaminan percepatan karier.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jelang Pencoblosan, Prabowo: Kami Adalah Penerus Jokowi
Saat berada di dalam kabinet, mantan Danjen Kopassus ini menyatakan Jokowi tidak pernah istirahat.
Baca SelengkapnyaKetua TPN Ganjar-Mahfud: Yang Sudah Kita Perjuangkan dari 1998 Jangan Sampai Kita Nodai
Jika tidak ada kepercayaan dunia, maka akhirnya tidak ada lapangan pekerjaan untuk bonus demografi.
Baca SelengkapnyaTren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun
Jjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaBukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaPAN Sesalkan Data Pertahanan Diumbar saat Debat: Mungkin Capres Lain Cocok Jadi Gubernur dan Dosen
PAN menilai Indonesia penting memiliki Presiden seperti Prabowo Subianto yang mengerti dan memahami tentang geopolitik, pertahanan dan keamanan.
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Presiden Filipina, Termasuk Soal Pertahanan
Jokowi menyebut tiga bidang kerja sama yang akan diperkuat oleh kedua negara.
Baca Selengkapnya