Pemerintah Minta Masyarakat Tetap Jaga Prokes dan Waspada Varian Omicron
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto meminta masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan menjelang bulan suci Ramadan. Dia ingin masyarakat tetap waspada akan penyebaran varian omicron di Tanah Air.
"Beberapa waktu lagi kita memasuki bulan Ramadan, tinggal 26 hari lagi. Jadi kita tidak boleh lengah dan harus waspada terhadap varian omicron yang masih ada di sekitar kita," kata Airlangga di Jakarta, Senin (7/3).
Pemerintah juga akan mendorong vaksinasi kepada masyarakat, baik itu dosis pertama, kedua maupun dosis tambahan. Penggunaan aplikasi Peduli Lindungi juga diharapkan terus digunakan dan meningkatkan kedisiplinan.
Airlangga mengatakan saat ini angka reproduksi kasus efektif di luar Jawa-Bali mengalami penurunan signifikan. Rata-rata telah menjadi 1,09 dari semula 1,66. Per tanggal 6 Maret kasus sudah turun 8.158 kasus menjadi 107.217 kasus.
Angka tersebut lebih rendah dibandingkan puncak kasus omicron pada 23 Februari yakni 19.807 kasus aktif. Sementara puncak kasus omicron di luar Jawa-Bali tercatat pada 3 Maret dengan kasus 184.482 kasus. Sementara itu jumlah kasus kematian per 6 Maret mencapai 91 kasus.
"Sebagian besar ini memiliki komorbid, lansia dan belum vaksin lengkap," kata dia.
BOR Rate
Dari sisi BOR rate, terdapat 3 provinsi yang masih tinggi namun tetap terkendali. Di antaranya Sumatera Utara dengan 21 ribu kasus aktif dan BOR-nya 37 persen. Kalimantan timur 15 ribu kasus aktif dan BOR-nya 44 persen dan Sulawesi Selatan 15 ribu kasus aktif dan BOR-nya 31 persen.
Saat ini, pemerintah telah menyiapkan isolasi terpusat (isoter) dengan 36.470 tempat tidur dengan tingkat keterisian 10 persen. Terdapat 9 provinsi di luar Jawa-Bali, yang tingkat BOR dari isoternya di level nol. Sedangkan beberapa wilayah dengan isoter tinggi yakni Kalimantan Timur dan Kepulauan Riau.
Ada tren penurunan kasus di Sulawesi Utara, Papua, Sulawesi Selatan. Begitu juga dengan Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sumatera Barat Riau dan Lampung. Sedangkan di NTT dan Kalimantan Barat masih mengalami tren kenaikan kasus.
"Beberap provinsi sudah lawat puncak kasus, yang masih naik di Kalbar dan NTT," kata dia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Membuang sampah sembarangan telah menjadi salah satu masalah lingkungan yang juga berdampak buruk pada kesehatan.
Baca SelengkapnyaPemerintah disarankan memperbanyak pasal tentang edukasi dan sosialisasi agar penguatan sistem kesehatan nasional dapat dilakukan.
Baca SelengkapnyaUntuk proses pemulihan, orang dewasa dibutuhkan waktu sekitar 3 minggu dan anak-anak selama 2 minggu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menurut Budi, syarat untuk mencapai generasi emas 2045 ialah harus sehat dan pintar.
Baca SelengkapnyaPemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca SelengkapnyaBerikut isi Undang Undang Pemilu terbaru tahun 2023 terbitan Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaBerbagai kebiasaan buruk setelah makan yang perlu kamu hindari agar kesehatan pencernaan bisa terjaga.
Baca SelengkapnyaTernyata ukuran otak generasi muda lebih besar dari generasi sebelumnya. Ini dampak bagi kesehatan.
Baca SelengkapnyaBeragam manfaat beras porang buat kesehatan tubuh yang wajib diketahui.
Baca Selengkapnya