Pemerintah Masih Tahan Harga BBM, Inflasi Sepanjang Tahun Diprediksi 4,8 Persen
Merdeka.com - Pemerintah memproyeksikan inflasi sepanjang tahun 2022 akan dijaga di bawah 5 persen. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara memperkirakan, inflasi tahun ini berada dalam rentang 4,5 persen sampai 4,8 persen.
"Kami berharap tahun ini ya antara 4,5 persen sampai 4,8 persen," kata Suahasil pada Sidang Pleno ISEI XXII dan Seminar Nasional 2022 di Semarang, Rabu (24/8).
Suahasil mengatakan, kenaikan inflasi tidak lagi bisa terhindarkan. Namun pemerintah memastikan, kenaikannya tetap bisa dikontrol.
"Inflasi, dia naik juga, tetapi kenaikan inflasi kita itu terkontrol, masih di bawah 5 persen," kata dia.
Maka salah satu upaya yang dilakukan dengan menjaga agar harga energi tidak naik dengan cepat. Caranya menggunakan instrumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai syok absorber.
"Saat ini APBN menjaga inflasi dengan menjaga agar harga energi jangan naik terlalu cepat. Caranya, APBN yang bayar harga energi yang harusnya naik tapi sekarang belum naik," kata dia.
Alokasi Subsidi Energi
Setidaknya tahun ini pemerintah telah mengalokasikan anggaran subsidi energi sebesar Rp502,4 triliun dari sebelumnya yang hanya Rp152,5 triliun. Artinya ada kenaikan anggaran 3 kali lipat yang direncanakan dalam APBN 2022.
Untuk itu pemerintah berharap agar pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa tumbuh di atas 5 persen. Dia pun optimis target tersebut bisa dicapai karena dalam dua kuartal pertama tahun ini mampu tumbuh di atas 5 persen.
"Kita sudah punya modalnya, 5,01 persen kemarin, kuartal I/2022 dan 5,4 persen kuartal II/2022," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi meny ampaikan usai menggelar rapat internal di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Baca SelengkapnyaMelalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca SelengkapnyaPertamina tidak menaikkan harga BBM meski harga minyak dunia merangkak naik dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat melemah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BPS mencatat harga beras saat ini menjadi yang paling mahal sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaUsai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaKelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.
Baca SelengkapnyaKenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaPertamina memprediksi konsumsi BBM mengalami kenaikan sebesar 6 persen secara agregat.
Baca Selengkapnya