Pemerintah Masih Pastikan Daging Sapi Asal Argentina Bebas Penyakit
Merdeka.com - Pemerintah RI beberapa waktu lalu sempat diberi tawaran impor daging sapi dari Argentina. Penawaran ini lantas dipertimbangkan karena secara harga dianggap cukup bersaing dengan daging impor Australia, yakni sekitar USD 3 per Kg.
Lalu, bagaimana kelanjutan impor daging sapi Argentina ini?
Duta Besar Indonesia untuk Argentina, Niniek Kun Naryatie mengatakan, pemerintah saat ini masih harus memastikan bahwa daging impor tersebut bebas penyakit.
"Sedang diproses melalui prosedur sanitasi dulu karena harus mengikuti prosedur indonesia ya. Jadi lolos dulu dengan prosedur sanitasinya," ujar dia di Jakarta, Rabu (26/6).
Berdasarkan publikasi Badan Kesehatan Great Dunia (World Organisation for Animal Health/OIE), Indonesia sudah dinyatakan bebas penyakit kuku dan mulut. Sementara Argentina masih berstatus bebas dengan vaksinasi berdasarkan zona.
Saat ditanya kapan kepastian impor tersebut bisa diumumkan, Niniek menjawab itu wewenang dari Kementerian Pertanian. "Moga-moga bisa dalam waktu singkat," sambungnya.
Selain daging sapi, Indonesia selama ini telah banyak mengimpor produk pakan ternak berbahan dasar bungkil kedelai dari Argentina. Produk itu didatangkan lantaran berkualitas bagus dan secara harga juga kompetitif.
Sebaliknya, Indonesia disebutnya juga telah banyak sekali mengekspor berbagai produk ke Negeri Tango. Mulai dari alas kaki, produk berbahan karet, chemical products, hingga spare part mobil.
Gencarnya kegiatan dagang antara Indonesia-Argentina membuat total transaksi kedua negara pada tahun lalu mencapai sekitar USD 1,6 miliar.
Namun, Niniek mencermati bahwa Argentina masih lebih banyak mengekspor ke Indonesia ketimbang sebaliknya. "Argentina lebih besar ekspor ke kita karena kita banyak butuh bungkil kedelai itu," ungkapnya.
Guna memperbesar nilai ekspor Indonesia ke Argentina, dia menilai banyak komoditas lokal andalan yang sebenarnya bisa disalurkan. Hal itu bisa terwujud jika pelaku usaha dalam negeri mau berinisiatif menembus pasar Amerika Latin.
"Industri strategis kita juga bisa masuk ke sana. Misalnya pesawat terbang, kereta api, mobil dan spare part, bisa dinaikkan. Sekarang tergantung dunia bisnis kita, apakah mau nembus pasar Amerika Latin atau tidak," tuturnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Petugas membawa beberapa alat untuk mengecek kondisi daging yang dijual oleh pedagang.
Baca SelengkapnyaDaging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.
Baca SelengkapnyaDalam tugasnya Kemendag akan mengeluarkan persetujuan impor. Kemudian, Bapanas bertugas untuk memberikan penugasan impor tersebut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Peran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca SelengkapnyaPengelolaan sampah secara berkelanjutan masih perlu menjadi perhatian serius di Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaAturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca SelengkapnyaSingapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca SelengkapnyaAda ketangguhan dan kesiapan bertempur yang nampak di setiap wajah anggota dari satuan Kopasgat berikut ini.
Baca Selengkapnya