Pemerintah Dinilai Kurang Spesifik Tentukan Penerima Insentif Tarif Listrik
Merdeka.com - Pemerintah memberikan beragam stimulus untuk membantu masyarakat menghalau dampak pandemi Corona, salah satunya penggratisan dan pemberian diskon tarif listrik. Pemerintah menyasar pelanggan 450 VA dan 900 VA. Adapun, pelanggan 450 VA mendapat penggratisan sementara pelanggan 900 VA mendapat diskon 50 persen.
Meski demikian, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform Fabby Tumiwa menilai, pemerintah kurang merinci dalam merencanakan penerima stimulus dengan tepat. Menurutnya, jaring pengaman sosial energi sangat terkait dengan indikator akses energi.
"Reaksi yang diakukan sekarang sebenarnya menunjukkan adanya kelemahan kita dalam merespon krisis. Ketika memberi stimulus, kita enggak punya ukuran dan mekanisme siapa yang pantas menerima bantuan tersebut," ujar Fabby dalam telekonferensi, Selasa (14/4).
Dirinya mencontohkan, dari sebuah rumah tangga miskin, pemerintah tidak memiliki alat ukur yang apakah pengguna 900 VA yang tarifnya subsidi adalah benar-benar miskin atau tidak, atau pengguna 450 VA benar-benar miskin atau tidak. Bisa saja ada orang yang tidak mampu namun kebetulan mengontrak dengan listrik 1300 VA, mata pencaharian dan usahanya terdampak, namun justru tidak mendapat subsidi sama sekali dan harga listriknya malah cenderung naik.
Lalu, tidak semua masyarakat yang menerima subsidi terdampak oleh Corona, begitu pula dengan masyarakat yang tidak menerima subsidi yang mungkin malah terhantam keras akibat penyebaran virus.
"Ini kelemahannya, kita belum bisa menetapkan siapa yang layak menerima subsidi, atau siapa yang layak mendapat subsidi saat krisis. Perlu ada mekanisme untuk melihat kelompok terdampak," ujarnya.
Oleh karenanya, pemerintah diharapkan dapat membangun integrasi data kemiskinan di Indonesia dan mencocokan data tersebut agar penyaluran subsidi listrik tepat sasaran.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian tarif tenaga listrik bagi pelanggan nonsubsidi dilakukan setiap tiga bulan mengacu pada perubahan terhadap realisasi parameter.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Subsidi konversi motor listrik juga akan naik dari sebelumnya Rp7 juta menjadi Rp10 juta.
Baca SelengkapnyaKeputusan ini sebagaimana hasil sidang rapat kabinet paripurna pada Senin (26/2) pagi.
Baca SelengkapnyaPemerintah dan Pertamina telah menandatangani Kontrak Subsidi Energi 2024.
Baca SelengkapnyaLayanan ini sangat memiliki dampak yang positif karena adanya angkutan yang menjangkau daerah terdepan, terpencil, terluar dan perbatasan.
Baca SelengkapnyaKementerian ESDM mencatat, realisasi subsidi listrik di 2023 mencapai Rp64,02 triliun.
Baca SelengkapnyaPemberian insentif bertujuan meningkatkan hingga mempercepat produksi dan penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri.
Baca Selengkapnya