Pembiayaan untuk dorong waralaba lokal

Merdeka.com - Kesadaran masyarakat untuk memahami bagaimana seluk-beluk berbisnis franchise atau waralaba diakui banyak pihak memang masih minim. Dalam aspek inilah diharapkan pemerintah menjalankan fungsinya untuk mendukung tumbuhnya bisnis waralaba.

Seperti yang dirasakan oleh pelaku usaha waralaba minuman Lovely Jello asal Kediri. Menurutnya selama menjalankan bisnis waralaba, sesungguhnya iklim persaingan usaha di sektor ini cukup tinggi, terlebih lagi di sektor bisnis makanan dan minuman. 

"Selama menjalankan bisnis ini yang kami rasakan semakin banyaknya persaingan, karena bisnis makanan-minuman ini kan sangat mudah ditiru," kata Manajer Promosi Lovely Jello Siska ketika dihubungi merdeka.com, Kamis (7/5).

Selain itu, bagi para pelaku usaha waralaba yang masih ada dalam kategori usaha kecil dan menengah (UKM), permasalahan mereka masih klasik yaitu permodalan. Demikian yang dihadapi Siska dan sejumlah waralaba makanan-minuman lainnya. 

"Yang kami harapkan adalah dukungan pemerintah dalam bentuk bantuan permodalan, terutama untuk kami yang UKM-UKM ini, misalnya bantuan pinjaman kredit lunak dari bank untuk waralaba-waralaba lokal," ujar Siska.

Di sisi lain, Ketua Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia Amir Karamoy menyoroti soal pembinaan yang seharusnya dilakukan atau difasilitasi pemerintah untuk mengatasi cepat matinya bisnis waralaba.

"Mestinya pemerintah melakukan pembinaan dari awal. Misalnya serahkanlah pembinaan dan bimbingan ini ke para pengusaha juga, misalnya ke Kadin, karena sesama pengusaha kan sudah teruji dan berpengalaman dalam melakukan bisnis," kata Amir.

Namun, seiring dengan waktu, kini perbankan non konvensional atau perbankan syariah mulai melirik bisnis ini. "Perbankan syariah ini dapat melayani sektor riil dan menghindari  risiko-risiko dengan sistem bagi hasilnya," ujar Direktur Eksekutif Perbankan Syariah Bank Indonesia Edi Setiadi awal bulan lalu.