Pedesaan Dinilai Jadi Benteng Terakhir Saat Krisis Ekonomi
Merdeka.com - Mantan Menteri Perencanaan dan Pembangunan (PPN/Bappenas) Andrinof Chaniago menyebut daerah pedesaan menjadi benteng pertahanan terakhir ketika dalam keadaan krisis. Sebab, pada akhirnya angkatan kerja atau yang di PHK memilih jalan pulang kembali ke kampung halamannya.
"Makanya kalau ada yang banyak pulang kampung masa krisis daripada mati di kota lebih baik susah di desa tapi masih makan. Desa itu adalah benteng pertahanan," kata dia dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (9/8).
Dia pun membandingkan krisis pada 1998 di desa dengan krisis terjadi akibat pandemi Covid-19. Menurutnya, pada 1998 desa dalam keadaan beruntung, di mana daerah-daerah yang punya komoditas ekspor malah menjadi kaya. Kondisi itu berbanding terbalik, lantaran perkembangan ekspor sempat lumpuh akibat wabah virus corona.
"Pelaku-pelaku bisnis desa di ketika itu karena ekspor tidak terganggu tapi harga nominal rupiahnya naik beberapa kali lipat. Nah itu tidak terjadi sekarang karena ekspor terganggu jadi komoditas ekspor yang berasal dari daerah pedesaan dengan multiplier effect di pedesaan itu terganggu. Itu bedanya antara krisis 98," jelas dia.
Dia menambahkan, di tengah hantaman krisis terjadi akibat pandemi Covid-19, desa masih menyimpan potensi cukup luar biasa. Menurutnya, di desa masih memberikan peluang untuk menyediakan lapangan kerja dan memberikan harapan untuk hidup orang banyak.
Setidaknya ada lima potensi, yang selama ini tidak terlihat oleh masyarakat. Salah satunya adalah sumber air. Dia memandang, selama ini sumber air kadang-kadang dianggap sepele oleh manusia. Padahal nilai ekonomisnya luar biasa.
"Tetapi kalau dilihat manfaatnya potensi untuk produktivitas itu tinggi. Orang bisa menggunakan untuk pengolahan, bisa untuk proses kegiatan, peternakan, hilirisasi pangan dan sebagiannya. Itu nilai ekonomis yang tinggi iitu salah satu yang diabaikan oleh masyarakat," kata dia.
Potensi kedua adalah lahan. Di pedesaan masih banyak lahan-lahan yang tidak dioptimalkan dengan baik. Padahal teknologi pemanfaatan lahan itu banyak pilihannya, baik untuk kegiatan produktivitas tanaman hingga lainnya.
"Ini juga mencerminkan kita masih belum kreatif belum jeli, belum inovatif, belum berorientasi pada produktivitas dalam memanfaatkan lahan yang menganggur," katanya.
Kemudian ketiga adalah pemanfaatan material kayu-kayu bekas. Sebagian besar produk kebutuhan rumah tangga yang bersifat furniture dibuat dari material kayu-kayu bekas tidak terpakai. Menurutnya potensi itu cukup besar jika masyarakat desa mampu memanfaatkan peluang itu.
"Di pedesaan itu banyak sekali. Lagi-lagi yang tidak ada atau yang kurang adalah kreativitas di situ. Tapi kalau kita mau belajar kita pergi ke desa-desa di Bali kita akan terinspirasi segala macam potongan kayu bekas bisa menjadi barang berguna di situ. Bisa menjadi produk yang bisa diekspor tapi umumnya di daerah lain tidak banyak material kayu yang menganggur. Jadi ayu-kayu yang kita anggap tidak berguna padahal punya nilai ekonomis," bebernya.
Selanjutnya adalah potensi hilirisasi produk-produk tanaman, buah-buahan, hingga sayur-sayuran. Proses hilirisasi disektor tersebut diyakini akan memberikan peluang untuk menciptakan nilai tambah lapangan kerja dan meningkatan pendapatan masyarakat.
Terakhir yakni pariwisata. Menurutnya hampir saat ini penduduk di kota khususnya masyarakat kelas menengah masih menjadikan desa sebagai tempat tujuan untuk refreshing. Oleh karenanya pemanfaatan pariwisata dinilai salah satu potensi besar bagi masyarakat desa.
"Kalau di pedesaan itu ditambahkan fasilitas-fasilitas kemudian sistem pelayanan itu potensi besar untuk mendapatkan penghasilan dari sektor pariwisata. Banyak sekali yang bisa ditata sedikit bisa menjadi sumber pendapatan bisa menghasilkan uang mengembangkan pariwisata di pedesaan," tandas dia.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaLokasi ini merupakan kampanye yang kedelapan sejak dimulainya Kampanye Akbar, pada 21 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaAnies menilai dana yang dipakai untuk membangun IKN akan sangat bermanfaat ketika dipakai untuk membangun ruang kelas hingga jalan rusak di Kalimantan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies menyatakan, keadaan serupa juga ia temukan di hampir semua pasar yang telah dia sambangi selama kampanye.
Baca SelengkapnyaPemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca SelengkapnyaMasyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.
Baca SelengkapnyaIstana menjelaskan alasan pemerintah membuka rekrutmen calon aparatur sipil negara (CASN) besar-besaran pada tahun politik 2024.
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaHarapannya, langkah itu bisa menambah suplai untuk memenuhi permintaan masyarakat.
Baca Selengkapnya