Naik buldozer, Sri Mulyani musnahkan barang impor ilegal

merdeka.com Sekitar 6 Tahun yang lalu

Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani memusnahkan sejumlah barang-barang ilegal hasil tangkapan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) beserta sejumlah pihak. Pemusnahan tersebut dilakukan di halaman Kantor Bea Cukai, Jakarta, Kamis (15/2).

Pantauan merdeka.com, Sri Mulyani beserta Kapolri Tito Karnavian, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara bersama-sama melakukan pemusnahan di tengah hujan.

Dengan menaiki buuldozer, Sri Mulyani dan Kapolri Tito Karnavian menghancurkan barang ilegal berupa minuman, kosmetik, rokok dan beberapa barang lainnya. Pemusnahan ini merupakan wujud deklarasi Program Penertiban Impor Berisiko Tinggi (PIBT) dan Program Penertiban Cukai Berisiko Tinggi (PCBT) beberapa waktu lalu.

sri mulyani hancurkan produk impor ilegal

"Kami sangat senang karena semua tadi dari lembaga seperti Kapolri, TNI, PPATK, KPK, Kejaksaan itu masih terus menerus memberikan dukungan yang luar biasa untuk melaksanakan penegakan hukum terhadap barang impor beresiko. Selain pemusnahan yang tadi jumlah MMA, rokok ilegal, komestik. Kita melihat yang sangat baik dari kerjasama yang konsisten karena ini sudah lebih dari 8 bulan hampir satu tahun," ujar Sri Mulyani.

Sementara itu, Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi mengatakan, penanganan barang barang impor ilegal seperti minuman banyak transit di Singapura. Dia mengatakan, pemasok barang ilegal sudah mulai cerdas ketika memasukkan barang ke Indonesia. Trennya bukan lagi memasukkan barang melalui pelabuhan besar, tetapi sudah melalui pelabuhan kecil di daerah-daerah.

"Untuk yang minuman kebanyakan asalnya transit di Singapura kemudian masuknya melalui jalur tikus atau pelabuhan rakyat. Dulu masuk pelabuhan utama, kemudian kita tertibkan di pelabihan utama, di daerah Tanjung Priok, Tanjung Emas kemudian Pelabuhan Belawan sekarang mereka pindah dan menggunakan speed bisa sampai 10 knot. Tapi saya kira pemerintah tetap komitmen dan sinergi sehingga tetap saja kita bisa tangkap," jelasnya.

(mdk/idr)