Menteri ESDM Sebut Pembangunan Smart Grid Percepat Elektrifikasi di Wilayah 3T
Merdeka.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, pembangunan jaringan listrik pintar (smart grid) mampu mempercepat elektrifikasi masyarakat yang tinggal di wilayah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T). Sebab, teknologi smart grid tidak terbatas hanya pada teknologi informasi dan komunikasi.
"Teknologi smart grid tidak terbatas hanya pada teknologi informasi dan komunikasi saja, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk sistem kelistrikan yang efisien di daerah 3T dengan memanfaatkan energi terbarukan setempat melalui konsep smart micro grid," katanya dikutip Antara, Jakarta, Sabtu (27/2).
Teknologi jaringan listrik pintar, sambung Arifin, dapat meningkatkan partisipasi konsumen listrik dalam sistem ketenagalistrikan dengan pemasangan meteran pintar (smart meter) yang menggunakan konsep komunikasi dua arah. "Konsumen akan berubah menjadi prosumer atau konsumen yang bisa memproduksi listrik mereka sendiri, baik menggunakan solar home system atau mikrohidro," katanya.
Melalui pembangunan teknologi ini, Arifin berharap mampu meningkatkan rasio elektrifikasi nasional yang sudah menyentuh angka 99,2 persen pada akhir 2020, atau jauh meningkat dibanding pada 2000 yang hanya 53 persen.
Kebijakan pencapaian target rasio elektrifikasi yang ditempuh pemerintah di antaranya dengan perluasan jaringan di wilayah yang sudah on-grid untuk peningkatan keandalan dan efisiensi. Sementara khusus daerah 3T, pemerintah melakukan pendekatan off-grid untuk memperluas akses tenaga listrik di antaranya dengan solar PV dan tabung listrik (talis).
Menurut Arifin, topografi Indonesia bukan hambatan bagi pemerintah dalam menyediakan akses listrik ke masyarakat. "Beberapa strategi dalam penyediaan listrik dilakukan secara on-grid maupun off-grid," ungkapnya.
Peran Pemerintah Penting
Untuk itu, peran pemerintah daerah juga dinilai penting dalam pengembangan smart grid untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di daerah masing-masing. Hal ini sejalan dengan amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang ESDM sebagai turunan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
"Salah satu amanat di PP tersebut adalah pemerintah daerah menyediakan anggaran/dana untuk masyarakat kurang mampu dan dapat menggunakan dana tersebut untuk membangun teknologi smart grid untuk mempercepat capaian rasio elektrifikasi di wilayah masing-masing," kata Arifin.
Arifin pun mengapresiasi upaya BUMN PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang berhasil melakukan modernisasi infrastruktur ketenagalistrikan melalui digitalisasi dengan penerapan advanced metering infrastructure (AMI) di Jakarta dan penerapan digital substation di proyek Sepatan II.
Pengembangan smart grid juga telah dilakukan melalui remote engineering, monitoring, diagnostic & optimization center (REMDOC) dan reliability efficiency optimization center (REOC).
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Energi listrik termasuk kebutuhan primer bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaDia mendorong perusda merespon transformasi itu untuk masuk ke bisnis kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaKementerian ESDM mencatat, realisasi subsidi listrik di 2023 mencapai Rp64,02 triliun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Percepatan transisi energi fosil ke EBT diperlukan untuk mewujudkan target emisi karbon netral atau net zero emission pada 2060 mendatang.
Baca SelengkapnyaMenteri ESDM berdialog dengan manajemen dan pekerja Pertamina dan melihat langsung kesiapan Kilang Cilacap.
Baca SelengkapnyaIstalasi itu dibangun di sebuah rumah tua berusia 200 tahun
Baca SelengkapnyaRealisasi pembangunan ini melebihi target yang ditetapkan sebesar 1.035 unit.
Baca SelengkapnyaKementerian ATR/BPN terus meningkatkan layanan pertanahan secara elektronik.
Baca SelengkapnyaKonduktor elemen penting yang dapat menghantarkan listrik di berbagai peralatan.
Baca Selengkapnya