Menko Rizal: Tangan saya gatal kepret penolak moratorium reklamasi
Merdeka.com - Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli pagi ini meninjau Pulau D yang terletak di Muara Angke, Jakarta. Menko Rizal ditemani Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Dalam tinjauannya tersebut, dirinya mengancam akan 'mengepret' pihak-pihak yang tidak setuju moratorium reklamasi Teluk Jakarta.
"Semua harus sepakat moratorium, kalau ada yang tidak setuju, tangan saya sudah gatal untuk kepret orang," ujarnya di Jakarta, Rabu (4/5).
Menurutnya, PT Kapuk Naga Indah (KNI) sejauh ini belum memenuhi syarat yang diajukan pemerintah. Salah satunya mengenai Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) yang sudah ditetapkan pemerintah.
"Baru memiliki izin prinsip tapi sudah mendirikan bangunan. Amdalnya saja belum dipenuhi. Saya tidak mau ada masalah lagi, semua harus clear, kalau tidak berhenti saja semuanya," tandasnya.
Sebelumnya, Menko Rizal Ramli tak segan memberhentikan proyek reklamasi untuk selamanya jika pengembang membangkang dan tak ikut aturan pemerintah.
"Mau enggak pengembang ikut pemerintah? Saya langsung saja enggak usah ribet. Kita perkenankan kalau pembangunannya memenuhi aturan negara. Pelanggar dan tidak memenuhi aturan negara, akan kita setop selamanya," ujarnya.
"Negara harus mengakomodasi kepentingan rakyat utamanya nelayan. Intinya pengembang mau ikut kita enggak, kalau engga mau nurut disikat!," sambungnya.
Menko Rizal menambahkan, pihaknya ingin kasus Reklamasi Teluk Jakarta bisa menjadi percontohan untuk reklamasi lainnya di Indonesia.
"Apa yang terjadi di DKI akan jadi benchmark reklamasi semua di Indonesia. Bu Siti nanti akan mereview semua reklamasi di Indonesia," pungkasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaSejarawan JJ Rizal menyebut proses Pemilu 2024 sama seperti pelaksanaan Pemilu 1971 saat awal era kepemimpinan Presiden Soeharto.
Baca SelengkapnyaMuhadjir menerangkan, alasan Pilpres sebaiknya satu putaran karena pertimbangan biaya yang begitu besar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mendiang Rizal menghembuskan napas terakhirnya pada Selasa (2/1) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Baca SelengkapnyaGanjar juga mengklaim dirinya banyak tahu tentang problem riil yang dihadapi masyarakat
Baca SelengkapnyaSejumlah alasan mengapa ASN harus netral karena sebagai bentuk kewajiban profesionalism.
Baca SelengkapnyaKepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut Rizal sebagai sahabat bertukar pikiran.
Baca SelengkapnyaBanyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaPenumpukan yang terjadi di Pelabuhan disebut-sebut karena calon penumpang belum memiliki tiket.
Baca Selengkapnya