Menko Darmin Beberkan Kekuatan dan Kelemahan Ekonomi RI di Tengah Resesi Global

Merdeka.com - Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan ada beberapa kekuatan hingga kelemahan yang dirasakan oleh Indonesia dari kondisi pelemahan ekonomi global. Salah satu kekuatan yakni pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terlalu tertekan dan masih berada di level 5 persen.
Menko Darmin mengatakan banyak negara-negara besar dan berkembang lain yang terpuruk akibat kondisi pelemahan global. Tak terkecuali China dan Singapura yang ikut merasakan perekonomiannya terpukul jauh merosot dari sebelumnya.
"Itu ada keuntungannya di situasi ekonomi sekarang. Liat Singapura kita tahu seperti apa sekarang bahkan China yang tadi pertumbuhan ekonomi 8 persen lebih sekarang ada di 6 sekian persen. Indonesia turun tetapi tidak banyak dari 5 sekian jadi 5 itu keuntungannya dalam situasi ekonomi global lesu kita tidak banyak terpengaruh," kata Menko Darmin dalam acara Apindo Investment & Trade Summit, di Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Selasa (15/10).
Mantan Direktur Jenderal Pajak itu juga mengungkapkan kelemahan yang nantinya dirasakan oleh Indonesia. Dia menyebut apabila ekonomi dunia sudah mulai pulih maka dikhawatirkan, negara-negara yang tadinya sempat tertekan kembali melampaui pertumbuhan Indonesia.
"Tentu saja kita anggap itu meski ada kelemahan dan keuntungan tapi bukan sesuatu yang pantas dipertahankan," jelas dia.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa perekonomian global masih dalam kondisi yang sama seperti sebelumnya, yaitu mengalami perlambatan. Hal itu disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya ketegangan perang dagang yang tak kunjung menunjukkan tanda akan berakhir.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyebutkan, ketegangan hubungan dagang yang berlanjut ini menekan volume perdagangan dunia dan memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
"Perekonomian AS diperkirakan tumbuh melambat akibat ekspor yang menurun sebagai dampak ketegangan hubungan dagang, stimulus fiskal yang terbatas, serta keyakinan pelaku ekonomi yang belum kuat," kata dia.
"Pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa juga melambat dipengaruhi penurunan kinerja ekspor dan permasalahan struktural terkait aging population, yang kemudian berpengaruh pada permintaan domestik," ujarnya.
Dia menjelaskan, kinerja ekspor yang menurun serta permintaan domestik yang melambat juga terjadi di China dan India. Ekonomi global yang melemah pada gilirannya makin menekan harga komoditas, termasuk harga minyak.
Dia mengungkapkan, sejumlah bank sentral di negara maju dan negara berkembang merespons dinamika ekonomi yang kurang menguntungkan ini dengan menempuh kebijakan moneter yang lebih longgar, termasuk bank sentral AS yang diprediksi akan menurunkan suku bunga kebijakan moneter.
"Respons kebijakan tersebut mengurangi ketidakpastian pasar keuangan global dan mendorong aliran masuk modal asing ke negara berkembang," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Tak Ada Tempat Bermain, Ini Potret Miris Anak-Anak Jakarta Renang di Lautan Sampah
Tak hanya mengancam kesehatan, berenang di lautan sampah bahkan bisa merenggut nyawa anak-anak.
Baca Selengkapnya

FOTO: Keseruan NCT 127 Sapa Penggemar di Jakarta dalam 'Fact Check' Face To Face Album Sign Event
Dalam acara tersebut setiap member NCT 127 menandatangani album mereka untuk 35 NCTzen.
Baca Selengkapnya

Begini Nasib Ekonomi Jakarta Jika Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara
DKI Jakarta ke depannya harus bisa menjadi Global City yang sukses seperti Dubai.
Baca Selengkapnya

Pupuk Indonesia Dukung Kementan Sempurnakan Aplikasi i-Pubers, Tingkatkan Penyaluran Pupuk
Penyempurnaan ini untuk meningkatkan tata kelola penyaluran pupuk bersubsidi.
Baca Selengkapnya

Generasi Milenial dan Gen Z Sepakat Uang Bisa Membeli Kebahagiaan
Banyak yang percaya uang tidak bisa membeli kebahagiaan, tapi tidak dengan milenial dan Gen Z.
Baca Selengkapnya

Penyaluran Dana KUR Melambat, Baru 78 Persen dari Target
Per hari ini, penyaluran KUR baru mencapai Rp233,5 triliun.
Baca Selengkapnya

Proyek Polder Tanjung Barat Bikin Macet, Dishub DKI Imbau Warga Cari Jalan Alternatif
pembangunan polder jadi sumber masalah atas kemacetan di Jalan TB Simatupang-Tanjung Barat.
Baca Selengkapnya

Bank Himbara Salurkan KUR UMKM Hingga Rp1.600 Triliun, Paling Banyak dari Bank BRI
Bank BRI paling besar menyalurkan pembiayaan UMKM, porsinya mencapai 83 persen.
Baca Selengkapnya

NasDem Soal RUU DKJ Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden: Obrak-abrik dan Nodai Konstitusi, Tanda Otoritarianisme
NasDem mewanti-wanti perlahan demokrasi tergerus oleh kesesatan pikir dalam mengelola negara.
Baca Selengkapnya

Investasi Asing Masuk IKN Usai 17 Agustus 2024, Ada Uni Emirat Arab Hingga Korea
Pemerintah membantah bahwa investor asing enggan untuk berinvestasi di IKN.
Baca Selengkapnya

NasDem dan Demokrat Tolak Gubernur Jakarta Ditunjuk Langsung Presiden
Partai NasDem tetap mendorong adanya pemilihan umum kepala daerah di Jakarta.
Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Bank Tak Tebang Pilih Beri Kredit UMKM: Jangan Cuma Lihat Agunan, Lihat Juga Prospeknya
Presiden Jokowi meminta agar perbankan mempermudah pemberian kredit kepada UMKM.
Baca Selengkapnya