Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengungkap Penyebab Perlambatan Ekonomi Global

Mengungkap Penyebab Perlambatan Ekonomi Global Ekspor Impor. ©shutterstock.com

Merdeka.com - Ekonom Senior Anny Ratnawati, mengatakan perlambatan ekonomi itu bukan hanya karena pandemi covid. Jauh sebelum pandemi covid, perlambatan ekonomi sudah ada tanda-tandanya, seperti perang dagang (trade war) antara Amerika Serikat (AS) dengan China beberapa waktu lalu.

Menurutnya, setelah muncul trade war Amerika Serikat-China, perlambatan ekonomi juga dipengaruhi oleh perang Rusia-Ukraina, kemudian lockdown-nya China berlanjut. Tentu, adanya hal-hal tersebut berpengaruh terhadap harga pangan dan harga energi menjadi tinggi. Adanya gangguan rantai pasok maka dampaknya pertumbuhan ekonomi dunia menjadi melambat.

"Tetapi dari semua isu ini sebetulnya yang betul-betul unik itu bahwa krisis Global atau terjadinya pergolakan di dalam ekonomi dunia itu dimulai dari supply shock atau dari sisi agregat suplainya yang digoyang," kata Anny dalam Dialog Pakar: Peran APBN dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Global dan Antisipasi Risiko Global, Senin (12/12).

Dia menjelaskan, jika supply shock-nya terus terganggu dan bermasalah maka akan menyebabkan resesi atau dunia mengalami perlambatan ekonomi dan terjadi inflasi tinggi. "Kerepotannya dua, kita dapat resesi atau perlambatan ekonomi plus inflasi itu pasti terjadi," ujarnya.

Namun, bedanya ketika pandemi covid-19 supply shock tidak terjadi. Sebab, aktivitas atau pergerakan masyarakat dibatasi, sehingga tidak terjadi inflasi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi juga belum terasa.

"Hanya beruntungnya ketika supply shocks terjadi di pandemi covid kita juga diam-diam di rumah, demand-nya tidak tereskalasi sehingga shock suplainya berkurang karena perusahaan juga tutup. Jadi, inflasi tidak terlalu terasa perlambatan ekonomi terasa," jelasnya.

Seiring berjalannya waktu, setelah pandemi berhasil terkendali, maka supply shock-nya mulai terasa. Karena banyak negara-negara yang membutuhkan gas, butuh komoditas, dan sebagainya. Sehingga demand-nya meningkat.

"Ketika pandemi dirilekskan kita bergerak maka supply shocknya terasa karena butuh gas, butuh komoditas dan sebagainya sehingga demandnya yang tereskalasi, karena semua negara melakukan ekspansi fiskal dan ekspansi moneter bersamaan," ujarnya.

Mantan Wakil Menteri Keuangan periode 2010-2014 ini menjelaskan, ekspansi fiskal yaitu APBN-nya disehatkan karena ingin menjaga konsumsi rakyat banyak, namun tetap dalam jalur yang bisa dipertahankan. Tapi di saat yang bersamaan Bank sentral di negara-negara maju melonggarkan suku bunganya, sehingga investasinya naik.

"Ini double sebetulnya, fiskalnya ekspansif dan moneternya ekspansif, tetapi supply side tidak bisa mengejar kecepatan dari permintaan. Maka kombinasinya biasanya adalah pertumbuhan ekonominya tidak akan besar dan tinggi, tapi melambat dan inflasinya bisa high inflation. Itu yang terjadi di Amerika," pungkasnya.

Reporter: Tira Santia

Sumber: Liputan6.com

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen

Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Proyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China
Proyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China

AS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pemerintah Waspadai Konflik Timur Tengah Hingga Pelemahan Ekonomi China
Pemerintah Waspadai Konflik Timur Tengah Hingga Pelemahan Ekonomi China

Ada beberapa isu yang menjadi perhatian pemerintah di tahun 2024.

Baca Selengkapnya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang

Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya
Sempat Lesu, Ini Tanda-Tanda Ekonomi China Mulai Bangkit
Sempat Lesu, Ini Tanda-Tanda Ekonomi China Mulai Bangkit

Meski permintaan domestik sudah mulai pulih, industri manufaktur China masih tertekan.

Baca Selengkapnya
ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik
ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik

ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.

Baca Selengkapnya
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya

Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.

Baca Selengkapnya