Menengok Tilas Perjuangan Bung Karno di Bengkulu Buat MenPAN Anas Berdecak Kagum
Merdeka.com - Rumah berarsitektur perpaduan Eropa dan China di Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Anggut Atas, Kota Bengkulu menjadi saksi bisu perjuangan Bung Karno pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Soekarno pertama kali menginjakkan kaki di Bengkulu pada tahun 1938 ketika diasingkan oleh Belanda hingga tahun 1942.
Di rumah tersebut tersimpan berbagai benda bersejarah peninggalan Bung Karno seperti sepeda ontel, buku bacaan, kostum Monte Carlo, naskah sandiwara, dan lain sebagainya. Ratusan koleksi buku berbahasa Belanda pun terlihat mengisi salah satu sudut rumah yang dulunya digunakan sebagai ruang kerja Bung Karno. Buku-buku tersebutlah yang menemani Soekarno dalam pengasingan.
Di sepanjang dinding di dalam rumah, terdapat foto-foto maupun informasi yang menceritakan sejarah yang pernah terjadi di tempat tersebut maupun jejak narasi Bung Karno dalam memperjuangkan kemerdekaan.Cagar Budaya Nasional ini menjadi magnet bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Bengkulu.
Termasuk bagi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Abdullah Azwar Anas. Di tengah rangkaian kunjungan kerjanya ke Provinsi Bengkulu, Menteri Anas menyempatkan diri untuk singgah ke Rumah Pengasingan Bu Karno.
"Saya kagum sekali karena ini bangunannya masih sangat terawat dengan baik. Dan koleksi-koleksinya peninggalan Bung Karno di sini pun masih lengkap," ujarnya dikutip dari laman KemenPAN-RB di Jakarta, Sabtu (18/3).
Semasa Bung Karno diasingkan di Bengkulu, dia tetap gigih untuk tetap menyuarakan semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia. Hal ini menjadi pelajaran bagi masyarakat Indonesia bahkan masih relevan untuk diterapkan di masa sekarang.
"Di tempat ini tergambar kegigihan Bung Karno meskipun di tengah situasi pengasingan. Beliau selama di pengasingan banyak membaca maka kematangan berpikirnya sebagai seorang pemimpin dari seluruh dunia dia dapatkan," imbuhnya.
Meski diasingkan oleh Belanda, Bung Karno mencari cara untuk memotivasi dan menggerakkan masyarakat Indonesia di Bengkulu, khususnya kaum muda.
Salah satunya dengan membentuk sebuah grup pertunjukan bernama Monte Carlo. Di pertunjukan musik dan drama ini, Bung Karno menulis naskah dan memasukkan nilai-nilai sosial dan nasionalisme dengan cara yang bisa menggugah hati dan pikiran pendengarnya.
"Dari sini kita belajar Pak Soekarno itu otodidak sejak awal dengan membuat naskah sandiwara grup sandiwara yang kemudian menjadi cerita untuk mendidik dan memotivasi rakyat," tutur Anas.
Selama diasingkan di Bengkulu Bung Karno pun diketahui aktif dalam kegiatan di Muhammadiyah bersama tokoh-tokoh lainnya. Sang Proklamator pun menjadi penggerak dalam pembangunan masjid di Bengkulu.
"Kita lihat Bung Karno ini salah satu presiden yang peduli dengan arsitektur. Banyak bangunan di zaman Bung Karno yang timeless," pungkas Anas.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Provinsi Bengkulu pernah menjadi tempat pengasingan Presiden Soekarno selama era sebelum kemerdekaan dalam rentang tahun 1938-1942.
Baca SelengkapnyaApa tujuan para pemuda menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok?
Baca SelengkapnyaTerbiasa gondrong, begini penampilan reserse setelah potong rambut untuk tugas baru. Bikin pangling.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Puting beliung menerjang wilayah Kabupaten Bandung dan Sumedang, Rabu (21/2). Sejumlah rumah rusak serta belasan warga terluka akibat bencana ini.
Baca SelengkapnyaSemuanya memiliki nilai sejarah yang tinggi dan informasi tentang persenjataan di masa lampau.
Baca SelengkapnyaPejalan Kaki Temukan Benda Kecil Berkilau, Ternyata Stempel Kerajaan Kuno Berusia 2.800 Tahun
Baca SelengkapnyaMencekam, Makam Kuno Ini Berisi Sisa-Sisa Tulang Bocah Berusia 3.000 Tahun Bersama Kerangka Kuda Berhias Kalung Perunggu
Baca SelengkapnyaTukang cukur bernama Pak Edo ini menggantungkan hidup dari warga kampung yang ingin mencukur rambut.
Baca SelengkapnyaBentrokan dua kelompok warga di di Kompleks Perumahan Pemda, Maluku Tenggara menyebabkan satu pelajar tewas.
Baca Selengkapnya