Menebak Alasan PNS dan Karyawan BUMN Nyambi Jadi Driver Ojek Online
Merdeka.com - Survei terbaru menemukan bahwa pengemudi ojek online (ojol) tak selalu mereka yang tidak memiliki pekerjaan atau pengangguran. Tak jarang, menjadi pengemudi ojek online jadi cara cepat untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Baru-baru ini, Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan melakukan survei kepada 2.016 mitra pengemudi ojol. Hasilnya 15,6 persen responden mengaku menjadi pengemudi ojol untuk mencari tambahan penghasilan. Sedangkan 84,4 persen responden menjadikan pekerjaan ini sebagai mata pencaharian utama.
Bila dibedah lagi, sebanyak 81,31 persen menjadi pengemudi ojek online sebagai pekerjaan utama dan sisanya 18,69 persen menjadikannya sebagai pekerjaan sampingan.
Sementara bagi yang menjadikan driver ojol sebagai pekerjaan sampingan, 32,14 persen di antaranya adalah pekerja BUMN/Swasta, PNS 7,86 persen, pelajar/mahasiswa 7,86 persen, ibu rumah tangga 0,71 persen, wiraswasta 29,29 persen, dan lainnya 22,14 persen.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan sektor transportasi, khususnya ojek online (ojol) saat ini memang menjadi salah satu pekerjaan yang banyak ditekuni oleh masyarakat di Indonesia.
Dia mengatakan, sebagian besar masyarakat memilih pekerjaan sebagai driver ojol dikarenakan dari sisi waktu, pekerjaan ini sangat fleksibel. Para mitra driver bisa menentukan waktu bekerja dan target pendapatan sendiri.
Akan tetapi masa pandemi semakin mendorong para driver ojol untuk lebih aktif dan lebih lama beroperasi untuk menjaga tingkat pendapatannya yang harus tergerus oleh dampak pandemi.
“Kenyataannya banyak dari driver yang bekerja antara 8-12 jam. Jika durasi bekerja sudah selama itu, maka bisa disebut mitra driver sudah menjadikan ojol sebagai pekerjaan utama,” kata Huda dikutip dari Antara, Kamis (13/10).
Penyerapan Tenaga Kerja
Menurutnya, jika mayoritas yang disurvei oleh Kemenhub adalah yang telah bergabung menjadi pengemudi ojol sebelum pandemi, tentu jumlah driver yang menyatakan telah menjadikan driver ojol sebagai pekerjaan utama tentu persentasenya akan lebih besar lagi.
"Dari survei kami di tahun 2019, atau sebelum pandemi, sebagian besar responden sudah menjadikan driver ojol sebagai pekerjaan utama, apalagi sekarang," ungkap Huda.
Dia mengatakan sektor ojol ini memang mampu menyerap tenaga kerja yang tidak terbatas. Bahkan ketika pandemi Covid-19 melanda dan banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK), industri ojol mampu menyerap tenaga kerja dengan menawarkan kesempatan menjadi mitra driver.
"Saat pandemi, para mitra driver ini masih bisa memiliki pendapatan terutama pada jasa layanan antarmakanan. Ini menjadi berkah tersendiri bagi para mitra driver di saat banyak perusahaan melakukan PHK," sebut Huda.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut kisah perjuangan driver ojek online banting tulang setiap hari demi lulus jadi Sarjana.
Baca SelengkapnyaPengemudi ojek online ini punya alasan tersendiri mengapa ia menolak dibayar.
Baca SelengkapnyaGuna menyambung hidup putra-putrinya, pria tersebut banting tulang menjadi pengemudi ojek online.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Negara seharusnya tidak absen dalam pembuatan regulasi untuk menyejahterakan ojek online.
Baca SelengkapnyaDriver ojol mengeluhkan sistem mitra dengan aplikator yang dinilai banyak merugikan
Baca SelengkapnyaModus pelaku, berpura-pura memesan dan meminta diantarkan ke suatu tempat. Tetapi dalam perjalanan dihabisi.
Baca SelengkapnyaDriver ojek online berharap pemerintah melakukan langkah penanggulangan konkret terkait polusi udara yang sudah bertahan dalam kurun satu pekan lebih ini.
Baca SelengkapnyaDalam catatannya semua regulasi yang terkait dengan jaminan kesehatan maupun jaminan kerja bagi ojol belum menjadi perhatian pemerintah.
Baca SelengkapnyaDriver ojol ini hanya hidup berdua dengan ibunda
Baca Selengkapnya