Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mencengangkan, kisah inspiratif pengemudi GO-JEK ini patut diacungi jempol

Mencengangkan, kisah inspiratif pengemudi GO-JEK ini patut diacungi jempol Go-Jek. ©2015 merdeka.com/henny rachma sari

Merdeka.com - Bergabung bersama Go-Jek sebagai pengemudi ojek online (ojol) tidak hanya menambah penghasilan saja. Namun pekerjaan itu juga kerap dijadikan sebagai ajang memperluas silaturahmi baik sesama mitra driver ataupun penumpang yang kerap ditemuinya di jalanan.

Hal itulah yang dirasakan Deni Pamungkas. Karena sering bersilaturrahmi dengan orang lain, dia berinisiatif membuat suatu gerakan sosial. Ini berawal dari keprihatinan akan banyaknya rekan ojol dan pengguna jalan yang terkena ranjau paku di jalanan. Hingga akhirnya, Deni bersama rekan menggagas untuk membuat gerakan bersih ranjau paku (GBRP).

"Ranjau paku yang digunakan sebagai modus tindakan kriminal di jalan raya ini sudah sangat mencemaskan dan menjadi masalah serius bagi pengguna jalan. GBRP adalah gerakan saya bersama rekan lainnya untuk membersihkan ranjau paku yang disebar oleh oknum kriminal," ujarnya saat ngobrol bareng inspiratif, di Go-Food Festival, Gelora Bungkarno, Jakarta, Jumat (29/6) malam.

Dalam pandangannya, tindak kejahatan ini biasanya dilakukan oleh oknum di siang hari sekitar pukul 14.00 WIB. Waktu tersebut diambil lantaran sebelum memasuki jam-jam di mana kebanyakan orang pulang bekerja.

"Biasanya barengan sama jam orang pulang kerja sampai tengah malam. Makannya kami selalu berkoordinasi dengan pengamanan setempat kaya Kapolsek untuk izin nyisi jalan-jalan yang banyak pakunya. Soalnya ada beberapa titik yang emang banyak banget disebar dan tempatnya rawan kriminalitas," papar Deni.

Guna meminimalisir kejadian itu, dia dan rekan-rekan Go-Jek lainnya terus melakukan koordinasi lebih lanjut bersama Polda Metro Jaya dan Mabes Polri. Hal itu untuk menjadi mitra kepolisian dalam kontribusi untuk menjaga keamanan masyarakat dalam hal yang berkaitan dengan tindak kejahatan di jalan seperti ranjau paku.

Berbeda dengan Deni Pamungkas, cerita inspiratif juga hadir dari Adi Suhadi dan Endang Irawan yang juga bagian dari driver Go-Jek. Keduanya mewujudkan kepeduliannya terhadap anak yatim dengan menggas sebuah wadah yang mampu menaungi para anak yatim untuk tetap merasakan dan memaknai arti dari sebuah cinta kasih.

Adi Suhadi mengisahkan bagaimana awalnya dia mendirikan gerakan Gojek Peduli Anak Yatim (Gopay). Saat itu dia mencoba untuk mengajak seluruh komunitas yang ada di wilayah Jabodetabek menyisihkan sebagai rezeki mereka kepada anak yatim mitra Go-Jek.

"Kita buat komunitas Gopay ya, bukan Gopay nya grab atau gojek tapi Gopay gojek peduli anak yatim. Sebenarnya saya berangkat dari komunitas Gojek bintang lima, yang menggerakkan gojek peduli anak yatim. Kenapa kita tidak menamakan dengan gojek bintang lima karena sering berantem. Komunitas yang lain selalu bilang ah apan komunitas saya juga besar ngapain ikut-ikut ini. Kenapa kita pakai nama Gopay semua komunitas bisa kita ajak bareng, Karena Gopay wadahnya teman-teman," jelasnya.

Adi melanjutkan cerita mengenai keseharian para komunitas Gopay. Ini mulai dari berkumpul, hingga pada proses pengumpulan dana. "Rutinitas kita setiap minggu ke dua ngumpul di Kemayoran semua komunitas membawa catatannya masing-masing. Jadi teman teman bawa uangnya dikumpulkan sama-sama dimasukan amplop sama-sama setelah itu dibagikan didistribusikan ke teman-teman semua mereka langsung bawa semua gak ada yang mampir ke bendahara kita jadi semua langsung masuk dihitung dibagi," jelasnya.

Dia menyebut dana yang digunakan untuk menyantuni anak yatim sebagian besar adalah murni dari seluruh driver Go-Jek yang tergabung di dalam Gopay. "Kita semua asli dari driver untuk anak-anak driver. Kita gak dapat dari Go-Jek Indonesia. Satu amplop kita sepakat untuk saat ini baru mampu Rp 150.000 per amplop. Jadi kalau satu keluarga dia punya tiga anak dapat tiga amplop," kata Adi.

Namun tidak hanya menyantuni anak yatim saja, hal lain yang terlintas di pikiran Adi adalah bagaimana caranya mampu memberdayakan keluarga dari anak yatim itu sendiri. Dengan kata lain melihat potensi yang sekiranya dimiliki keluarga dari anak-anak yatim tersebut.

"Gopay ini kan berfokus di santunan anak yatim sementara ditahun ini kita ingin meningkat lagi bagaimana yang punya keahlian agar bisa kita bantu. Yang bisa jait kita kasih mesin jait, yang bisa dagang kita bukakan warung, lepas dari santunan karena sampai sekarang santunan," ujarnya

"Utuk saat ini keluarga yang sudah diberdayakan baru satu karena saya baru mulai, itu di Jakarta Utara. Dia biasanya terima order jahit tapi selama ini mesin jaitnya dia sewa. Karena saya liat dia memang bisa, sewanya kita kembalikan kita belikan mesin jait," tambah Adi.

Hingga saat ini, komunitas yang digaungkannya itu sudah menyantuni hingga mencapai 80 lebih mitra Go-Jek yang tersebar di wilayah Jabodetabek. "Jadi kita menyantuni semua driver Go-Jek yang ada di wilayah Jabodetabek. Di Bekasi ada 9 keluarga, di Depok ada 10 keluarga, di Jakarta Pusat ada 16 pokoknya totalnya ada 80-an keluarga," tandasnya.

Berbeda dengan Adi, kepedulian lain yang dilakukan Endang Irawan terhadap anak yatim adalah dengan cara mendirikan pesantren. Dia mengaku merasa perlu untuk mendirikan pesantren yang dikhususkan bagi santri yatim ataupun dari kalangan tidak mampu. Ini berangkat dari latar belakang keluarganya yang memang kebetulan adalah jebolan dari salah satu pondok pesantren.

"Dulu adik saya, saya pondokin empat tahun hafal Qur'an. Begitu nikah dengan orang Ciomas kebenaran di sana ada tempat tinggal, saya untuk mengarahkan bagaimana untuk mengembangkan ilmunya. Okelah dikembangkan. Awalnya itu rumah. Jadi rumah adik saya dibelah dua. Satu dijadikan tempat tinggal yang satu dijadikan tempat pesantren dengan murid awal lima," ujarnya.

Endang mengatakan, pesantren yang dibangun sejak 2016 itu kini telah menampung sebanyak ratusan murid yang terdiri dari anak yatim. Tidak hanya dari tempat tinggal sekitaran saja, namun kini murid yang diasuhnya sudah menjalar hingga ke luar daerah.

"Awal dari sekitar kampung (muridnya) tapi sekarang ada yang dari Jawa ada yang dari Bandung, Cianjur, Cirebon, Pandeglang. Kurang lebih ada 100 murid," imbuhnya.

Dia mengungkapkan, berbagai metode yang diajarkan di pesantren tahfidznya itu. Di mana, murid-murid diwajibkan untuk menghafal Al Qur'an. "Sehari tiga kali setor. Tergantung kekuatan si anak tersebut saya tidak memaksakan. Jadi nyetor wajib tapi tidak memaksakan beberapa minimal dia selembar untuk menyetor itu," ujar Endang.

Untuk masuk ke pesantren, lanjut Endang sangat mudah persyaratannya. Apabila dia yatim hanya menunjukan surat kematian saja. Namun tidak menutup kemungkinan apabila masih lengkap keluarganya hanya perlu membawa identitas Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).

"Minimal untuk masuk pesantren itu sudah lulus sekolah dasar (SD). Karena mereka harus bisa baca tulis. Dan karena kita kan tradisional bukan modern, nyuci sendiri tidurnya pake tikar makannya pakai daun jadi gak kayak modern makan katering tidur ac dan lain lain. Kalau kita apa yang kita kerjain ya itu mereka kadang-kadang saya bagi tugas," bebernya.

Endang menegaskan, masalah pembiayaan, bagi mereka yang yatim secara keseluruhan gratis alias tidak bayar. "Saya melihat kondisi, karena kan di sini ada fakir miskin namanya fakir miskin itu kadang dapat kadang enggak. Tidak memenuhi kalau miskin dapat sehari besok gak punya jadi di situ ada pertimbangan pertimbangan. Tapi kalau yatim saya bener bener tidak sama sekali (bayar)," terangnya.

Sementara, untuk biaya operasional di pesantren, seperti makan, membayar listrik hingga pada perlengkapan lainnya merupakan hasil dari jerih payahnya sebagai driver Go-Jek. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan apabila ada donatur yang turut membantu.

"Kalau kebutuhan pondok itu ya besar sekali dari makan tidur dan listrik. Mereka gak perlu mikirin itu yang penting sehari hari mereka belajar selesai. Pendanaan sekarang mutlak saya gak ada kerjaan lain dari Go-Jek. (Donatur tetap?) Alhamdulillh dari customer ada kurang lebih dua tahun dia perbulan Rp 350,000. Sekarang sudah dari mana saja dah intinya itu ada orang mau berbagi masa kita tolak," jelasnya.

"Sekarang Alhamdulillah diberikan wakaf tanah kurang lebih ada 1.000 meter dan itu dijadikan pesantren. Ada yang dua lantai dan satu lantai permanen. Bantuan dari pemerintah kemarin dapat dari BAZNAS itu satu ambulance sama uang Rp 100 juta kemarin pas puasa," tambahnya.

Dia menegaskan, apa yang di jalankan dan diniatkannya itu adalah semata-mata untuk kebaikan. "Jadi Alhamdulillah suka dan dukanya ada, senangnya banyak. Kenapa saya mau begini intinya berbagi kebaikan. Belum tentu orang gajinya besar seperti ini. Kenapa? karena gak ada rasa peduli. Satu tidak ada rasa peduli kedua tidak ada panggilan dari Allah," tutup Endang.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Perjuangan Driver Ojol Lulus Jadi Sarjana, Banting Tulang Tiap Hari Lulus Kuliah dengan Nilai Sangat Memuaskan
Perjuangan Driver Ojol Lulus Jadi Sarjana, Banting Tulang Tiap Hari Lulus Kuliah dengan Nilai Sangat Memuaskan

Berikut kisah perjuangan driver ojek online banting tulang setiap hari demi lulus jadi Sarjana.

Baca Selengkapnya
Ini Aturan Lengkap Pengemudi Ojol Berhak Dapat THR
Ini Aturan Lengkap Pengemudi Ojol Berhak Dapat THR

Tidak hanya pengemudi ojek online, kelompok yang masuk dalam kategori ini juga berhak mendapatkan THR menurut Kementerian Ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya
Sikap Ibu-ibu ini Kelewatan Naik Ojol Jam Pulang Kerja Habis Hujan Ogah Kena Macet, Sikap Driver Bikin Puas
Sikap Ibu-ibu ini Kelewatan Naik Ojol Jam Pulang Kerja Habis Hujan Ogah Kena Macet, Sikap Driver Bikin Puas

Apes, dia kedapatan memperoleh order dari seorang wanita yang bersikap kurang baik.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Prabowo-Gibran Janji Beri Kepastian Hukum untuk Ojek dan Taksi Online
Prabowo-Gibran Janji Beri Kepastian Hukum untuk Ojek dan Taksi Online

Prabowo-Gibran berjanji untuk meningkatkan kesejahteraan ojek online.

Baca Selengkapnya
Bukan THR, Gojek Bakal Kasih Ini ke Driver Ojol
Bukan THR, Gojek Bakal Kasih Ini ke Driver Ojol

Gojek memiliki argumen sendiri yang meyakini pengemudi ojol bukan pekerja waktu tertentu (PKWT)

Baca Selengkapnya
Polusi Udara di Jakarta Tinggi, Driver Ojol Banyak yang Batuk dan Sesak Napas
Polusi Udara di Jakarta Tinggi, Driver Ojol Banyak yang Batuk dan Sesak Napas

Driver ojek online berharap pemerintah melakukan langkah penanggulangan konkret terkait polusi udara yang sudah bertahan dalam kurun satu pekan lebih ini.

Baca Selengkapnya
Driver Ojol Nangis Sesenggukan Sampai Lemas Dapat Orderan Fiktif, Ternyata Menyimpan Cerita Pilu
Driver Ojol Nangis Sesenggukan Sampai Lemas Dapat Orderan Fiktif, Ternyata Menyimpan Cerita Pilu

Seorang driver ojol di Surabaya, Jawa Timur harus menjadi korban oknum tak bertanggung jawab. Ia tertipu oleh orderan fiktif dalam jumlah cukup besar.

Baca Selengkapnya
Kisah Wanita Nangis Tersedu saat Driver Ojol Tak Mau Dibayar, Alasannya Bikin Haru
Kisah Wanita Nangis Tersedu saat Driver Ojol Tak Mau Dibayar, Alasannya Bikin Haru

Pengemudi ojek online ini punya alasan tersendiri mengapa ia menolak dibayar.

Baca Selengkapnya
Prabowo Janji Perjuangkan Kesejahteraan Ojek Online
Prabowo Janji Perjuangkan Kesejahteraan Ojek Online

Prabowo memberikan rasa hormat kepada Ojol karena mempertaruhkan nyawanya demi keluarga.

Baca Selengkapnya