Merdeka.com - Rumah menjadi kebutuhan primer bagi setiap orang. Memiliki tempat tinggal sendiri menjadi salah satu pencapaian seseorang dalam menjalani kehidupannya.
Sesuai perkembangan zaman, kepemilikan rumah saat ini tidak hanya terpaku pada rumah tapak atau dikenal landed house. Di sejumlah kota besar, tinggal atau memiliki apartemen sudah mulai menjadi tren masa kini.
Sebenarnya dua jenis hunian ini masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Apa saja kelebihan dan kekurangannya, simak ulasan berikut ini yang melansir dari laman Rumah123.
Keuntungan Rumah Tapak yang Tak Dimiliki Apartemen
1. Hak Milik Atas Lahan
Salah satu keunggulan memiliki rumah tapak yakni memiliki hak atas kepemilikan lahan. Bila Anda membeli rumah berarti sekaligus membeli lahan di atas bangunan yang dimiliki.
Di tengah keterbatasan lahan, harga lahan pun akan semakin tinggi. Sehingga memiliki tanah bisa menjadi aset investasi yang menjanjikan.
2. Pemanfaatan Sisa Lahan
Sisa lahan dari bangunan rumah bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Bagi yang memiliki hobi berkebun atau beternak, sisa lahan bisa dijadikan area menyalurkan hobi.
Bahkan tidak jarang perumahan baru yang menyediakan sisa lahan digunakan untuk memperluas bangunan rumah, menjadi garasi kendaraan atau dijadikan tempat berusaha seperti membuka warung.
Berbagai pilihan tersebut pun tidak semuanya bisa dilakukan bila Anda membeli atu tinggal di apartemen. Mengingat lahan yang terbatas dan terganjal aturan.
3. Gampang Dijual Lagi
Mayoritas masyarakat masih beranggapan hunian terbaik adalah rumah tapak. Hal ini membuat rumah tapak lebih mudah diperjualbelikan.
Permintaan rumah tapak pun masih lebih tinggi dari kepemilikan apartemen. Apalagi sertifikat rumah bisa dijadikan jaminan untuk berbagai keperluan baik mendesak atau tidak.
4. Lingkungan Sosial yang Luas dan Terbuka
Keunggulan lain memiliki rumah tapak yakni memudahkan untuk bersosialisasi. Apalagi orang Indonesia dinilai gemar kumpul-kumpul.
Sementara, kondisi yang sama sulit didapat bila Anda tinggal atau membeli apartemen. Sebab kehidupan sosial di apartemen terbilang terbatas dan leih tertutup secara sosial.
5. Bisa Renovasi Ulang Rumah
Memiliki rumah tapak, membuat Anda bisa melakukan renovasi rumah. Baik untuk skala besar maupun hanya merenovasi bagian-bagian tertentu.
Sayangnya, cara yang sama tidak bisa dilakukan bila Anda tinggal di apartemen.
1. Harga Rumah Tapak Mahal
Keberadaan rumah tapak masih menjadi mimpi sebagian besar orang. Sayangnya, tidak sedikit orang yang kerap berpikir ulang untuk membeli rumah tapak di pusat kota.
Pembangunan rumah tapak di pusat kota pun semakin menurun. Sebab lahannya sudah terbatas dan apartemen mulai menjadi pilihan sebagian orang. Tak heran, pembangunan apartemen di pusat kota mulai banyak bermunculan.
2. Harga Rumah Tapak Murah di Pinggir Kota
Mahalnya harga rumah tapak di pusat kota, membuat sebagian orang memilih melipir ke daerah pinggiran. Di sini, harga rumah lebih terjangkau.
Namun, memiliki rumah di daerah pinggiran kota membuat Anda harus menempuh waktu yang lebih lama untuk pergi ke tempat bekerja di pusat kota. Sehingga ongkos yang perlu dikeluarkan menjadi lebih besar.
3. Ancaman Banjir
Memiliki rumah tapak sangat rentan terkena banjir. Ketinggian rumah yang rendah memuat ancaman air menggenang di depan atau bahkan masuk rumah lebih cepat.
Apalagi, Anda tinggal di wilayah langganan banjir. Anda harus siap-siap atau mengantisipasi bila hujan besar dengan intensitas waktu yang cukup lama.
Advertisement
1. Lokasi di Pusat Kota
Biasanya apartemen dibangun di pusat kota. Lokasinya strategis sehingga memudahkan Anda untuk beraktivitas.
Apalagi, biasanya apartemen dibangun dengan beragam aktivitas. Mulai dari pusat perbelanjaan, transportasi dan sebagainya.
Memiliki apartemen juga tak harus ditinggali. Apartemen bisa menjadi investasi dengan menyewakan kembali kepada orang lain dengan harga yang bersaing.
2. Harga Apartemen Lebih Terjangkau
Siapa bilang harga unit apartemen lebih mahal daripada rumah tapak. Sebaliknya, harga rumah di pusat kota justru lebih tinggi dari harga apartemen.
Di sisi lain, kepemilikan unit apartemen lebih murah karena luas rata-rata per unitnya lebih kecil dari luas rumah tapak. Selain itu, kepemilikan lahan juga tidak menjadi miliki sendiri alias tetap dimiliki pengembang.
Sehingga harga unit apartemen lebih murah ketimbang rumah tapak. Apartemen pun bisa menjadi alternatif hunian terjangkau di tengah kota atau bisa dijadikan investasi.
3. Khusus Orang dengan Gaya Hidup Praktis
Tinggal di apartemen membuat Anda dikelilingi banyak fasilitas. Berbagai kegiatan pun dilakukan lebih praktis, simpel dan memudahkan untuk beraktivitas.
4. Bebas Ancaman Banjir
Apartemen merupakan hunian dengan konsep vertikal. Artinya, bangunan yang dibuat otomatis terbesar dari ancaman banjir.
Memang apartemen bisa tetap mengalami banjir, namun tak perlu khawatir. Sebab biasanya yang terendam banjir hanya bagian lantai dasarnya saja.
1. Ruang Sosialisasi Terbatas
Tinggal di Apartemen harus siap dengan terbatasnya interaksi sosial. Meskipun pengembang sudah menyediakan lahan terbuka publik, namun, keberadaanya masih belum optimal.
Mengingat, hunian di apartemen dibangun dengan konsep yang lebih privat dari lingkungan perumahan. Sehingga tinggal di apartemen lebih cocok bagi mereka yang menginginkan privasi.
2. Dilarang Pelihara Hewan
Biasanya di apartemen memiliki aturan melarang penghuni memiliki hewan peliharaan. Sehingga bagi anda pecinta hewan yang suka memeliharanya, disarankan untuk tidak tinggal di apartemen.
Sebaliknya, Anda lebih cocok tinggal di rumah tapak. Sehingga memiliki keleluasaan dalam memelihara atau merawatnya.
3. Biaya Bulanan yang Tidak Murah
Tinggal di apartemen harus siap dengan biaya bulanan untuk berbagai keperluan. Berbeda dengan rumah tapak, meskipun status kepemilikan milik sendiri, setiap penghuni harus merogoh koceknya untuk biaya perawatan gedung hingga layanan tambahan setiap bulan.
Bahkan setiap bulan iurannya relatif lebih tinggi. Anda perlu mempertimbangkannya ketika akan menentukan pilihan membeli rumah tapak atau unit apartemen.
4. Rawan Terdampak Gempa
Bila rumah tapak rawan terdampak banjir, maka apartemen rawan terdampak saat gempa bumi terjadi. Apalagi tinggal di ketinggian, guncangan sedikit akan sangat terasa.
Selain itu, apartemen dibangun secara vertikal. Sehingga ketika terjadi gempa tanah bisa bergeser dan merusak pondasi gedung. Kerusakan pun bisa menjalar di bagian atas bangunan.
[bim]
Baca juga:
Trik Renovasi Rumah agar Biaya Jasa Tukang Lebih Murah
Lebih Murah Mana Bangun Rumah Pakai Tukang Sistem Harian atau Tukang Borongan?
Pemerintah Perpanjang Insentif PPN Hingga Juni 2022
Kenali Ciri-Ciri dan Tips Hindari Pengembang Rumah Abal-Abal
Tumbuh 86 Persen, Pra Penjualan LPKR 2021 Tembus Rp4,96 T
Ada Insentif BI, Kinerja LPKR Tahun ini Diproyeksi Moncer
Pesinetron Ivanka Suwandi Diduga Jadi Korban Penipuan Jual Beli Properti di Bali
Advertisement
RI-Belanda Perkuat Kerja Sama Sektor Perdagangan & Investasi
Sekitar 5 Jam yang laluForum GPDRR 2022 Jadi Momentum UMKM Bali Dikenal Dunia
Sekitar 6 Jam yang laluRaih Pendanaan Rp1,16 T, Ini Rencana Pengembangan Aplikasi Investasi Bibit
Sekitar 6 Jam yang laluJokowi akan Bertemu Sejumlah Petinggi Negara Bahas Penanganan Bencana
Sekitar 7 Jam yang laluKehadiran Mesut Ozil Buka Peluang Produk RI Kolaborasi dengan Bintang Olahraga Dunia
Sekitar 8 Jam yang laluAirlangga Ungkap 3 Strategi RI Atasi Persoalan Lapangan Kerja di Masa Pandemi
Sekitar 9 Jam yang laluLuhut Bantah Ekonomi Indonesia Dikendalikan China
Sekitar 10 Jam yang laluYLKI: Produk UMKM, Termasuk Batu Bata Perlu SNI
Sekitar 10 Jam yang laluBertemu Ratu Belanda, Airlangga Beberkan Kinerja UMKM di Indonesia
Sekitar 11 Jam yang laluStatus Pegawai BUMN Tidak Halangi Izam Harumkan Nama Bangsa di SEA Games Vietnam
Sekitar 12 Jam yang laluAirlangga Target Realisasi Kontribusi EBT Capai 23 Persen di 2025
Sekitar 13 Jam yang laluHarga Emas Antam Turun Rp4.000 Menjadi Rp988.000 per Gram
Sekitar 14 Jam yang laluPUPR akan Tutup Tanggul Laut yang Jebol di Semarang
Sekitar 14 Jam yang laluPerusahaan Miliarder Asal Thailand Beli Ladang Gas Exxon Rp10,9 T
Sekitar 17 Jam yang laluPemkot Bogor Bentuk Satgas Pengendalian Harga Minyak Goreng, Periksa 15 Pedagang
Sekitar 55 Menit yang laluGalaknya Luhut Audit Perusahaan Kelapa Sawit Usai Ditunjuk Jokowi Urus Minyak Goreng
Sekitar 17 Jam yang laluTerbitkan Aturan Baru, Mendag Resmi Cabut Larangan Ekspor CPO
Sekitar 1 Hari yang laluAturan Baru Kemendag: Beli Minyak Goreng Curah Harus Gunakan NIK
Sekitar 1 Hari yang laluJokowi: Inflasi Terkendali Karena Pemerintah Tahan Harga BBM dan Listrik
Sekitar 2 Hari yang laluJokowi: Harga BBM di Singapura Rp32.400 per Liter, Kita Pertalite Masih Rp7.650
Sekitar 2 Hari yang laluJokowi Soal Harga BBM: Subsidi APBN Gede Sekali, Tahan Sampai Kapan?
Sekitar 5 Hari yang laluDemo di Patung Kuda, Buruh dan Mahasiswa Bawa Empat Tuntutan Ini
Sekitar 5 Hari yang laluAfrika Disebut Turut Jadi Korban Perang Rusia-Ukraina
Sekitar 5 Jam yang laluRusia Akan Buka Koridor Agar Kapal Asing Bisa Keluar dari Ukraina
Sekitar 7 Jam yang laluPasukan Rusia Kuasai PLTA Strategis Ukraina
Sekitar 10 Jam yang laluPresiden Ukraina Hanya Bersedia Temui Putin untuk Akhiri Perang
Sekitar 2 Hari yang laluCovid-19 Melandai, Jokowi Harap Aktivitas Seni dan Budaya Mulai Bangkit
Sekitar 8 Jam yang laluUpdate 26 Mei 2022: Kasus Positif Covid 246, Pasien Sembuh 243
Sekitar 8 Jam yang laluData Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran 26 Mei 2022
Sekitar 11 Jam yang laluTurun 50 Persen, Santunan Kecelakaan Jasa Raharja Capai Rp44 M di Musim Mudik Lebaran
Sekitar 1 Hari yang laluEvaluasi Mudik Lebaran, Jokowi Minta Rekayasa Lalu Lintas Diperbaiki
Sekitar 1 Hari yang laluPer 10 Mei, KAI Tolak Berangkatkan 707 Penumpang Terkait Covid-19
Sekitar 2 Minggu yang laluFrekuensi Belanja Masyarakat Meningkat Tajam di Ramadan 2022
Sekitar 2 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami