Kualitas laporan keuangan pemerintah pusat belum ada kemajuan
Merdeka.com - Hari ini, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LHP LKPP) tahun 2012. Hasil audit secara keseluruhan, BPK memberikan opini wajar dengan pengecualian atas LHP laporan keuangan pemerintah pusat tahun lalu.
Dengan kata lain, kualitas laporan keuangan pemerintah pusat belum mengalami kemajuan dibanding tahun sebelumnya. "Opini tersebut sama dengan opini yang diberikan BPK atas LKPP tahun 2011," ujar Ketua BPK Hadi Purnomo dalam sidang Paripurna DPR, Jakarta, Selasa (11/6).
Meski opini yang diberikan tidak ada peningkatan, BPK mengapresiasi beberapa kemajuan yang dilakukan pemerintah yang telah melaksanakan rekomendasi BPK. Semisal meningkatkan ketertiban dalam inventarisasi, penilaian dan pencatatan aset tetap lainnya.
Kerja keras pemerintah terlihat pada opini bagi Kementerian atau Lembaga (KL) yang mengalami peningkatan. Jumlah KL yag memperoleh Opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari BPK meningkat dari 67 KL pada tahun 2011 menjadi 69 KL pada tahun 2012.
Sedangkan KL yang memperoleh opini Wajar dengan Pengecualian (WDP) dan Tidak Memberikan Pendapat (TMP) pada tahun 2012 masing-masing sebanyak 22 dan 2 KL.
BPK juga menyerahkan laporan lain terkait transparansi fiskal. "Laporan tambahan berupa laporan hasil review atas pelaksanaan transparansi fiskal pemerintah pusat," jelas Hadi.
Dalam LKPP tahun 2012 itu, mencakup laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
BPK mencatat dalam laporan realisasi anggaran tahun 2012, pemerintah melaporkan realisasi pendapatan sebesar Rp 1.338,11 triliun atau naik sebesar 10,53 persen jika dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp 1.210.60 triliun.
"Dari pendapatan negara tersebut, realisasi penerimaan perpajakan tahun 2012 adalah sebesar Rp 980,52 triliun atau hanya mencapai 96,46 persen dari anggaran sebesar Rp 1.016,23 triliun," tutur Hadi.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca SelengkapnyaMeski demikian dari informasi yang dihimpun jika inisial Jaksa KPK itu adalah TI yang diduga memeras saksi dalam sebuah kasus sebesar Rp 3 miliar.
Baca SelengkapnyaBayu Krisnamurthi menegaskan kegiatan penyaluran Bantuan Pangan Beras yang saat ini tengah disalurkan oleh Bulog bebas dari kepetingan apapun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Permintaan uang itu agar Kementan dapat meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Baca SelengkapnyaLuhut meminta BPKP untuk melakukan audit dan tidak segan untuk melaporkan temuan kepada Kepala Negara.
Baca SelengkapnyaAturan tentang pelaporan barang sudah dijalankan sejak tahun 2017 melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 203.
Baca SelengkapnyaFokus sidang kode etik bukan berapa besaran uang diterima para pihak yang terlibat, melainkan soal integritas sebagai pegawai KPK.
Baca SelengkapnyaHasilnya TPT pada bulan Februari 2024 tercatat 3,97 persen atau turun jika dibandingkan bulan Februari 2023 yang tercatat 4,53 persen.
Baca SelengkapnyaRinciannya, dari 14.072 penyelenggara negara tercatat bidang Eksekutif (pusat dan daerah) sejumlah 9.111 dari total 323.651 WL.
Baca Selengkapnya