Kondisi Ekonomi Belum Tentu Membaik Meski Perang Rusia-Ukraina Berakhir
Merdeka.com - Awan gelap perekonomian global masih akan menghantui dunia tahun depan. Kondisi ini salah satunya disebabkan perang antara Rusia dan Ukraina yang tak kunjung berakhir
Ekonom Senior Indef, Muhammad Nawir Messi mengingatkan, berakhirnya perang tidak otomatis membuat kondisi ekonomi global segera membaik. Mengingat ada sanksi ekonomi yang perlu dipastikan harus juga berakhir.
"Tapi kita jangan lupa perang berakhir, belum tentu sanksi ekonomi berakhir. Ini belum tentu," kata Nawir dalam diskusi Indef: Efek Resesi Global terhadap Ekonomi Politik Indonesia 2023 di ITS Tower, Jakarta Selatan, Rabu (14/12).
Nawir menjelaskan, aspek sanksi ekonomi juga harus berakhir agar kondisi ekonomi bisa ikut berangsur pulih. Tanpa hal tersebut, gangguan rantai pasok yang sekarang terjadi masih bisa terus berlanjut. "Perdamaian itu tidak otomatis diikuti dengan hambatan-hambatan suplai chain akan membaik ketika perang ini berakhir," kata dia.
Sehingga tingginya inflasi masih akan terjadi jika gangguan rantai pasok terus berlanjut. "Jadi itu sebuah masalah yang lain dalam menangani inflasi," kata dia.
Jokowi Minta Para Menteri Antisipasi
Sebelumnya, jelang akhir tahun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan para menteri kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Selasa (6/12). Dalam sidang kabinet paripurna, Jokowi meminta para menteri untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan dan energi yang mungkin terjadi tahun depan.
"Presiden Jokowi memberikan instruksi dan arahan kepada seluruh anggota kabinet agar waspada dan hati-hati dengan situasi dunia yang tidak baik-baik saja," ungkap Sri Mulyani dalam unggahannya di akun instagram @smindrawati, dikutip Selasa, (6/12).
Dalam rapat kabinet tersebut, dirinya menyampaikan kondisi dan tantangan ekonomi global. Kebijakan APBN 2023 sebagai pelindung rakyat dan perekonomian dari gejolak ekonomi dunia melalui fungsi shock absorber.
"Dukungan APBN untuk menjaga daya tahan pangan dan energi," kata dia.
Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan berusaha untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi, dengan menjaga konsumsi. Caranya, menggunakan APBN untuk menjaga daya beli rakyat, membeli produk dalam negeri dan belanja APBN yang produktif.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.
Baca SelengkapnyaDua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Data pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaNurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca SelengkapnyaDia berharap agar penerus kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaArtinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.
Baca Selengkapnya