Klaim ekonomi RI ke-3 terbaik dunia dikritik,ini pembelaan Misbakhun
Merdeka.com - Jurnalis sekaligus analis ekonomi asing, Jake van der Kamp mengkritik pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia tertinggi ketiga di dunia. Dari hasil penelitiannya, ternyata pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak sebaik seperti yang digembar gemborkan oleh Jokowi.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia justru kalah jauh dari India, bahkan masih kalah dengan Mongolia, Timor Leste dan Papua Nugini untuk kawasan Asia.
Anggota Komisi XI DPR, Misbakhun mengatakan, perdebatan soal peringkat pertumbuhan ekonomi harus diakhiri. Sebab, apa yang dikatakan Jokowi adalah hal yang benar. "Karena yang disampaikan oleh Presiden Jokowi memang benar, benar bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah nomor tiga di dunia," ujar Misbakhun, Rabu (3/5).
Menurutnya, pernyataan Jokowi adalah untuk membandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan negara-negara anggota BRICS, yang terdiri dari Brazil, Rusia, India, China, Turkiye, South Africa.
Misbakhun menjelaskan, BRICS merupakan kelompok negara emerging market. Faktanya, katanya, pertumbuhan ekonomi Indonesia memang nomor tiga setelah India dan China.
Menurut Misbakhun, membandingkan perekonomian Indonesia memang harus dengan negara-negara emerging market yang memiliki size dan volume sama.
"India dan China merupakan dua negara besar di Asia yang memang pantas diperbandingkan dengan size, volume dan karakter permasalahan ekonominya dengan Indonesia," tuturnya.
Namun, lanjutnya, membandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan Laos, Bangladesh, Myanmar, Filipina dan Timor Leste tentu kurang tepat. Sebab, dari sisi size dan volume juga berbeda jauh.
"Karakter dan permasalahan ekonominya berbeda. Yang pantas sebagai perbandingan adalah negara-negara BRICS yang emerging market sehingga perbandingannya akan lebih sepadan akan memberikan penilaian yang lebih obyektif dan lebih adil," tuturnya.
Melihat fakta ini, Misbakhun menyebut bahwa pernyataan Presiden Jokowi di Hong Kong soal pertumbuhan ekonomi Indonesia di peringkat ketiga di dunia harus dimakna sebagai perbandingan yang adil dan objektif. Jika mau jujur, katanya, mestinya semua pihak juga bangga dengan posisi Indonesia itu.
"Pertumbuhan nomor tiga di dunia dibandingkan negara-negara BRICS tersebut harus menjadi kebanggaan nasional dan menjadi prestasi bagi Tim Ekonomi pemerintahan Presiden Jokowi. Apalagi pemerintahan Presiden Jokowi saat ini harus menghadapi situasi ekonomi global dan regional yang penuh ketidakpastian," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaAdapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaPrabowo bilang proyeksi pertumbuhan ekonomi tinggi ini hasil kajian dari tim khususnya.
Baca SelengkapnyaJokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi menilai Indonesia berpeluang besar untuk menjadi negara maju dan keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Jepang.
Baca SelengkapnyaJokowi mengimbau untuk tetap berhati-hati terhadap ketidakpastian global.
Baca Selengkapnya