Kisah Bernhard Suryaningrat yang sukses lewat graffiti
Merdeka.com - Kebanyakan orang menilai kesuksesan sulit untuk diraih. Namun, bagi sebagian orang, meraih kesuksesan bukan hal yang sulit jika sudah mengetahui celahnya. Seperti seorang seniman graffiti, Bernhard Suryaningrat yang sukses melalui bisnis shoes customizer.
Pria lulusan Design Grafis ini memulai hobinya menjadi seniman graffiti di tahun 2005. Hal itu dimulai dengan ketertarikannya terhadap orang-orang yang menggambar di dinding dengan cat semprot.
"Banyak orang mengatakan cuma gambar-gambar doang kok bisa dapat uang. Saya bilang, iya lah ngapain kerja sama orang saat kamu bisa kerja untuk diri kamu sendiri. Intinya, ya mulai saja," katanya seperti dikutip Vice.
Mental bisnisnya pun sudah dia miliki sejak duduk di bangku SD. Saat itu, Bernhard memiliki inisiatif untuk menambah uang jajannya dengan berjualan aksesoris yang sudah dia modifikasi. Tak hanya itu, di semester akhir saat kuliah, Bernhard sempat menjadi kurir tahu.
Di pagi hari, dia mengantarkan tahu, lalu setelahnya dia kuliah. Selama menjadi kurir tahu, Bernhard juga belajar fotografi. Sehingga, uang yang dia kumpulkan digunakan untuk membeli kamera.
"Mungkin passion saya selain di graffiti juga jadi fotografer. Tapi ternyata saya menemukan titik jenuh," imbuhnya.
Akhirnya, Bernhard pun mulai mengembangkan hobinya di bidang graffiti dengan melukis sepatu sneakers. Tak disangka, banyak orang yang menyukai karyanya dan memesan agar sepatunya dilukis olehnya.
"Awalnya saya enggak mau jualan, tapi akhirnya ini bisa dijual nih enggak bisa cuma gambar sepatu tapi saya enggak dapet apa-apa. Jadi akhirnya saya bikin Sepatu23," jelasnya.
Sayangnya, Sepatu23 sempat mengalami masa kelamnya akibat sistem manajemen yang kurang baik. Namun akhirnya, Sepatu23 pun harus gulung tikar. Dia pun memutuskan untuk bergabung dengan Never Too Lavish, salah satu bisnis customizer yang mendesain beberapa fashion item seperti tas, dompet, jaket, sepatu, clutch, dan barang brended lainnya.
"Sebenarnya untuk menggambar saya tidak ada masalah. Namun kelemahan saya itu bagaimana mengatur bisnis ini. Saya pernah bertanya ke orang lain, tapi belum dapat yang pas. Tapi segala sesuatu pasti ada pengorbanan. Dan pengorbanannya adalah melepaskan Sepatu23," ungkap Bernhard.
Menurutnya, untuk memulai bisnis, seseorang harus tahu apa yang harus dilakukan. Seseorang harus menguasai bisnis tersebut. Sementara untuk modal usaha pun bisa tidak harus besar, namun yang terpenting adalah memiliki rekan kerja yang mendukung.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.
Baca SelengkapnyaBerkunjung ke Jalan Braga tak afdol jika tidak menikmati keindahan arsitektur gedung dan menikmati bacang panas.
Baca SelengkapnyaKeberadaan para pengrajin bawang di Kampung Jaha tak lepas dari peran Soeparno yang dianggap sebagai 'guru'.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Munculnya bau badan merupakan persoalan yang sering dialami oleh banyak orang dan bisa mengganggu kepercayaan diri serta interaksi sosial.
Baca SelengkapnyaSelama menjalani kehidupan yang keras di Jakarta, Pak Beno belajar arti penting dari pantang menyerah.
Baca SelengkapnyaBermain pantun berbalas memiliki nilai penting dalam meningkatkan kreativitas dan kemampuan verbal seseorang.
Baca SelengkapnyaMantan orang nomor satu di BUMN kini alih profesi jadi tukang batu dan gali parit. Siapa sosoknya?
Baca SelengkapnyaTerduga pemerkosa gadis keterbelakangan mental hingga hamil enam bulan asal Banyuasin, Sumatera Selatan, IN (23), bertambah menjadi 10 orang.
Baca SelengkapnyaCerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca Selengkapnya