Kenali, Serba Serbi Keuntungan Investasi di Pasar Modal dan Cara Mendapatkannya
Merdeka.com - Investasi di pasar modal kian menjadi tren di kalangan anak muda. Alih-alih menabung, generasi milenial banyak yang justru menyisihkan uangnya untuk berinvestasi di pasar modal untuk menambah aset kekayaan.
Salah satu istilah yang akrab di telinga para investor ritel yakni capital gain atau keuntungan yang bisa didapat investor pasar modal. Keuntungan yang dimaksud merupakan selisih antara harga jual dan harga beli dari aset yang dijual saham, obligasi dan properti.
Misalnya Anda membeli dua lot saham seharga Rp 3 juta, kemudian setelah satu atau dua tahun Anda menjualnya dengan harga Rp 5 juta. Selisih Rp 2 juta tersebut yang disebut capital gain.
Sebaliknya, bila saat menjual aset harganya lebih rendah dari saat membeli, maka hal itu disebut capital loss.
Rumus Menghitung Capital Gain
Untuk menghitung capital gain ada rumus singkatnya. Harga jual dikurangi harga beli lalu dikalikan jumlah barang yang diinvestasikan.
Contohnya:
Saham AABB dibeli pada tahun 2019 seharga Rp 8.000 per lembar. Kemudian saham yang dibeli sebanyak 30 lot (3.000 lembar saham). Sehingga total saham yang dibeli Rp 24 juta.
Kemudian saham tersebut dijual pada tahun 2021 dan harganya kini menjadi Rp 20.000 per lembar saham.
Maka keuntungan yang didapat ketika saham dijual yakni:(Rp 20.000 - Rp 8.000) x Rp 3.000 lembar saham = Rp 36 juta.
Dari perhitungan tersebut, maka capital gain yang didapatkan Rp 36 juta.
Perbedaan Capital Gain dan Deviden
Perlu diingat, capital gain berbeda dengan dividen. Dua istilah ini memang sama-sama menggambarkan keuntungan dari investasi berupa saham. Namun secara teknis keduanya sangat berbeda. Ada beberapa hal yang bisa membedakan keduanya.
Pertama, capital gain merupakan keuntungan yang direalisasikan setelah menjual aset jangka panjang. Sementara dividen merupakan pendapatan yang diperoleh dari keuntungan perusahaan untuk para pemangku kepentingan.
Kedua, capital gain membutuhkan konversi saham atau aset menjadi tunai. Sedangkan dividen dapat memberikan pendapatan berkala yang stabil.
Ketiga, penerima keuntungan modal dari capital gain terbatas pada pemilik dan atau investor yang umumnya jumlahnya sedikit. Sedangkan penerima dividen umumnya lebih banyak, bahkan jumlahnya bisa ribuan. Tergantung dari jumlah saham yang dikeluarkan.
Keempat, keuntungan modal pada capital gain dikenakan pajak secara berbeda tergantung jenisnya investasi, jangka panjang atau jangka pendek. Sedangkan dividen biasanya dikenakan tarif tetap misal 10 persen atau 15 persen.
Kelima, keuntungan modal capital gain umumnya hanya sekali seumur hidup investor sejak nilainya diterima setelah realisasinya. Sementara dividen dapat dibagikan setiap tahun, tergantung pada pengambilan keputusan dan kebijakan manajemen senior perusahaan.
Cara Cari Cuan dari Pasar Modal
Setelah mengetahui capital gain, sebagai investor Anda memiliki peluang untuk mendapatkan capital gain yang tinggi. Namun dalam pemilihan jenis investasinya tetap tidak boleh sembarangan.
Berikut ini beberapa tips yang bisa Anda gunakan untuk bisa mendapatkan capital gain dari investasi yang dipilih.
1. Anda harus mengenal seluk beluk perusahaan yang dipilih. Ada beberapa kriteria perusahaan yang berpotensi menghasilkan keuntungan. Antara lain memiliki tingkat pengembalian investasi (ROE) tinggi, aham yang kebal krisis dan laba bersih terus bertumbuh.
Selain itu, perusahaan langganan bagi-bagi dividen, memiliki kapitalisasi pasar yang besar di atas Rp 500 miliar, model bisnisnya yang jelas dan pergerakannya wajar.
2. Sebelum melakukan investasi di pasar saham, Anda harus memiliki pengelolaan keuangan yang baik. Menyisihkan pendapatan 10-15 persen untuk investasi.
3. Sebelum memutuskan membeli saham, Anda harus bisa mengamati pergerakan harga saham. Melihat persentase kenaikan dan penurunan harga, minimal dalam waktu 3 hari berturut-turut.
4. Anda disarankan membeli saham secara bertahap. Hal ini untuk mengantisipasi kerugian akibat harga saham yang merosot tiba-tiba.
5. Mengamati kondisi pasar dan perekonomian nasional juga penting karena sangat berpengaruh pada pergerakan harga saham.
6. Melakukan diversifikasi investasi.
7. Menunggu waktu yang tepat membeli atau menjual kembali aset saham yang Anda miliki.
8. Pahami risiko dari setiap investasi yang dipilih. Jangan lupa berinvestasi sesuai dengan kemampuan keuangan Anda.
(mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain berisiko rendah, investasi jangan pendek juga dapat menghasilkan untung dalam waktu yang singkat.
Baca SelengkapnyaAnda bisa menginvestasikan dana yang dimiliki dalam bentuk saham, obligasi dan pasar uang.
Baca SelengkapnyaSebelum bertani pepaya, ia telah berkali-kali gagal membangun usaha di bidang lain.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mimin memberanikan diri menambah pengajuan modal lewat KUR BRI menjadi Rp500 juta dengan plafon 4 tahun.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, dengan modal yang begitu minim pengusaha bisnis daun goreng ini bisa membeli 2 hunian mewah.
Baca SelengkapnyaBanyak masyarakat Indonesia yang memilih berinvestasi pada emas di tengah gempuran beragam pilihan investasi lain.
Baca SelengkapnyaGenerasi Z memiliki banyak akses ke beberapa sumber atau platform, seperti berinvestasi, yang memudahkan gen Z untuk merencanakan keuangan.
Baca SelengkapnyaJika masyarakat menginvestasikan sisa THR mereka saat ini, mereka berpotensi mendapatkan keuntungan yang optimal.
Baca SelengkapnyaSelama ini ada sejumlah kesulitan yang dialami investor baru maupun investor lama, yang mana sebagian investor baru sukar membuat keputusan investasi.
Baca Selengkapnya