Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kementan: Provitas Jagung Indonesia Lebih Tinggi Dibanding Thailand

Kementan: Provitas Jagung Indonesia Lebih Tinggi Dibanding Thailand Panen Jagung. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Kepala Sub Direktorat Jagung dan Serealia Kementerian Pertanian (Kementan), Andi Saleh menilai pernyataan Peneliti center for Indonesia Policy Studies (CPIS) Assyifa Szami Ilham yang menyatakan produktivitas jagung indonesia hanya 2.81 ton per hektare sangat tendensius.

"Apalagi secara jelas ujung-ujugnya menyimpulkan semua ini akibat program upsus pajale yang dinilai tidak efektif. Buat saya itu sangat tendensius dan ada muatan kepentingan lain," kata Andi Saleh di Jakarta, Minggu (17/2).

Dengan pernyataan itu, Andi menyarankan agar Assyifa dan teman-teman CIPS membuka lagi data yang tertera di Food and Agriculture Organization (FAO). Menurut FAO, kata Andi, produktifitas jagung Indonesia sudah 5,2 ton per hektare.

"Coba CPIS lihat data FAO yang secara resmi menyatakan bahwa di tahun 2017 rata-rata produktivitas jagung Indonesia sudah 5,2 ton/ha. Angka itu kongkrit menunjukkan bahwa jagung kita jauh lebih unggul di bandingkan Thailand yang hanya sebesar 4,5 ton/ha. Jadi data yang diambil CIPS mengacu pada apa?" katanya.

Andi mengharapkan, CPIS sebagai lembaga penelitian bisa lebih jujur dalam menampilkan data dan menyampaikan fakta. Terlebih dalam menerima sponsor dana penelitian. Jangan sampai, lanjut Andi, kucuran dana penelitian ini dibarengi dengan pesanan kesimpulan yang menguntungkan pihak-pihak tertentu atau sponsor.

"Bagi saya, pernyataan CPIS merendahkan dan menyepelekan kemampuan petani kita. Faktanya, BPS sebagai lembaga resmi penyedia dan pencatat data masih menyatakan bahwa produktivitas jagung Indonesia sudah mencapai di atas 5,2 ton per ha," katanya.

Seperti yang diketahui bersama, produktivitas jagung di sejumlah daerah terus mengalami peningkatan, bahkan mencapai 7 ton lebih per hektare. Produksi jagung ini meningkat tajam setelah adanya Upaya Khusus (Upsus) yang digalakkan Kementan di bawah pimpinan Amran Sulaiman.

"Misalnya untuk produksi 2014, dari 19 juta ton PK terua meningkat tajam hampir dua kali lipat menjadi 30 juta ton PK. Ini semua karena teknologi budidaya jagung sudah dikuasai oleh masyarakat petani Indonesia," katanya.

Andi menjelaskan, peningkatan itu juga didukung dengan berbagai program lain seperti bantuan benih yang didorong oleh produsen dari dalam maupun luar negeri yang sangat intensif menambah perluasan areal tanam jagung.

"Para produsen benih ini berkepentingan mengembangkan pasar jagung, sehingga mereka menyebarkan tenaga penyuluh lapangannya atau biasa disebut agronomis memberikan pendampingan teknis kepada petani jagung," katanya.

Secara terbuka, Andi mengaku telah membuka ruang dialog kepada peneliti CPIS untuk turun secara langsung ke lapangan dan mengevaluasi program pengembangan jagung nasional yang dilaksanakan dalam kerangka upsus pajale.

"Kami undang CPIS turun ke lapangan, lihat fakta, baru bicara. Upsus pajale diarahkan pada daerah-daerah baru karena menggunakan pendekatan pengembangan areal tanam baru (PATB). Pangsa pasar konvensional juga tidak akan terganggu karena produsen sangat diuntungkan dengan perluasan pasar," katanya.

Karena itu, Andi menduga kesimpulan Assyifa Szami sangat disasarkan pada penelitian CPIS tahun 2018 yang didanai oleh pihak lain.

Diketahui, tahun 2018 yang lalu CPIS menerima dana sponsorship penelitian dari Pemerintah Australia melalui Departemen Luar negeri dan Perdagangan dengan judul Penguatan Kebijakan Ketahanan Pangan.

"Sayangnya, CPIS sama sekali tidak melibatkan kita atau meminta data kita pada penelitian tersebut, sehingga tidak mendapat fakta yang sebenarnya. Ya pastilah hasil penelitiannya bias kepentingan," pungkasnya.

(mdk/hrs)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Terungkap, Ini Alasan Pemerintah Setop Impor Jagung untuk Pakan Ternak
Terungkap, Ini Alasan Pemerintah Setop Impor Jagung untuk Pakan Ternak

Arief menekankan bahwa prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung.

Baca Selengkapnya
3 Jurus Jitu Ganjar Turunkan Harga Bahan Pokok
3 Jurus Jitu Ganjar Turunkan Harga Bahan Pokok

Dia yakin strategi ini bisa mempermudah kedaulatan pangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Inovasi Produk Pupuk Kaltim Ini Tingkatkan Produktivitas Pertanian Hingga 55 Persen
Inovasi Produk Pupuk Kaltim Ini Tingkatkan Produktivitas Pertanian Hingga 55 Persen

Produksi kentang di Modoinding Minahasa Selatan, mengalami kenaikan signifikan hingga 55 persen dari awalnya 9,9 ton per Hektare (Ha) menjadi 15,8 ton/Ha.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengintip Dapur Produksi Bawang Goreng di Kampung Jaha yang Beromzet Ratusan Juta per Bulan
Mengintip Dapur Produksi Bawang Goreng di Kampung Jaha yang Beromzet Ratusan Juta per Bulan

Kampung Jaha terkenal sebagai sentra pengrajin bawang goreng di Bekasi.

Baca Selengkapnya
Produksi Kelapa Sawit Indonesia Diprediksi Turun di 2024, Ini Faktor Penyebabnya
Produksi Kelapa Sawit Indonesia Diprediksi Turun di 2024, Ini Faktor Penyebabnya

Tantangan kedua, yaitu tidak jelasnya kepastian hukum dan kepastian berusaha.

Baca Selengkapnya
Lusa, Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Peledak di Kalimantan Timur
Lusa, Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Peledak di Kalimantan Timur

Pabrik ini mampu memproduksi sekitar 75 ribu ton bahan peledak setiap tahunnya.

Baca Selengkapnya
Jokowi Kaget Lulusan S2 dan S3 Indonesia Kalah dari Vietnam dan Malaysia
Jokowi Kaget Lulusan S2 dan S3 Indonesia Kalah dari Vietnam dan Malaysia

Jokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.

Baca Selengkapnya
Indonesia Bakal Impor 3 Juta Ton Beras Tahun Depan, dari India dan Thailand
Indonesia Bakal Impor 3 Juta Ton Beras Tahun Depan, dari India dan Thailand

Impor beras ini ditujukan untuk mengamankan cadangan beras dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Manfaatkan Lahan Guna Secara Optimal, Pakar Pertanian Apresiasi Kebijakan Pangan dan Pertanian Era Jokowi
Manfaatkan Lahan Guna Secara Optimal, Pakar Pertanian Apresiasi Kebijakan Pangan dan Pertanian Era Jokowi

Hal tersebut disampaikan oleh Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo.

Baca Selengkapnya