Jumlah Rumah Tak Berpenghuni di Jepang Semakin Banyak, Ternyata Ini Penyebabnya
Rumah kosong tidak hanya rumah lama, atau yang dijadikan penginapan.
Rumah kosong tidak hanya rumah lama, atau yang dijadikan penginapan.
Dampak dari kondisi ini, rumah kosong atau disebut dengan rumah akiya, semakin banyak ditemui.
Ini artinya, sekitar satu dari setiap tujuh rumah, kosong.
Menurut Kementerian Dalam Negeri, dari 9 juta rumah kosong sebanyak 4,76 juta merupakan rumah baru, disewakan atau dijual.
Sementara itu, sekitar 380.000 merupakan rumah liburan dan bangunan lain yang dimaksudkan untuk penggunaan musiman atau sesekali.
Namun, tantangan terbesarnya adalah meningkatnya jumlah rumah kosong yang terbengkalai tanpa tujuan penggunaan.
Jumlah rumah tersebut meningkat sebesar 370.000 dari survei sebelumnya menjadi 3,85 juta, yang merupakan rekor tertinggi.
Mereka juga rentan terhadap pembuangan sampah ilegal dan pembakaran, yang dapat mengancam keselamatan lingkungan.
Jumlah rumah kosong secara keseluruhan di seluruh negeri meningkat sebesar 510.000 dari 8,49 juta pada survei sebelumnya pada tahun 2018.
Berdasarkan prefektur, tingkat kekosongan tertinggi berada di prefektur Wakayama dan Tokushima sebesar 21,2 persen, diikuti oleh Prefektur Yamanashi sebesar 20,5 persen.
Jumlah rumah tak berpenghuni telah meningkat sejak tahun 1973, ketika data pembanding tersedia, dan jumlahnya meningkat dua kali lipat dalam 30 tahun terakhir.
Banyak rumah yang tidak dihuni setelah para lansia yang tinggal sendirian meninggal atau masuk ke panti jompo.
Bahkan ketika diwariskan oleh kerabat, banyak rumah kosong yang dibiarkan begitu saja karena biaya pembongkaran yang tinggi, daya jual yang rendah, dan tantangan lainnya.
Seiring bertambahnya usia generasi baby boomer, jumlah rumah akiya diperkirakan akan semakin meningkat.
Jika perbaikan tidak dilakukan, properti ini tidak akan memenuhi syarat untuk mendapatkan keringanan pajak.
Gempa berkekuatan 7,6 magnitudo mengguncang Jepang pada Senin (1/1).
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, rumah sederhana ini bisa dihuni puluhan keluarga.
Baca SelengkapnyaRumah itu sempat menjadi tempat tidur para pemulung dan anak jalanan.
Baca SelengkapnyaGawai, busur panah dan anak panah disita Densus dari sebuah rumah di Sukoharjo
Baca SelengkapnyaAbdul menghabiskan waktu kurang lebih 7 tahun untuk mengubah hidupnya di kampung.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, kediaman tersebut sarat benda-benda unik nan antik.
Baca SelengkapnyaJepang Masuk Daftar Negara dengan Biaya Hidup Relatif Murah, Menginap di Hotel Hanya Rp800.000
Baca SelengkapnyaPotret rumah seorang pensiunan TNI AL yang ada di tengah hutan di Sumedang, Jawa Barat.
Baca Selengkapnya