Indonesia Target Menjadi Pengekspor Baterai Lithium Terbesar Kedua Dunia
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, menargetkan Indonesia menjadi pengekspor baterai lithium nomor dua terbesar dunia di 2024. Untuk itu, pemerintah telah membangun kawasan industri terintegrasi bernilai tambah di Konawe, Morowali dan Weda Bay.
"Pembangunan industri kita arahkan dari hulu ke hilir. Kita membuat dari nikel menjadi turunannya untuk litinium baterai dan sekarang kita eksplor," kata dia melalui video conference di kanal Zoom, Jumat (5/6).
Menurutnya, industri ramah lingkungan menjadi fokus utama pemerintah sehingga akan terus dikembangkan di masa depan. Nantinya pasca pandemi, sektor hilirisasi minerba ini akan menjadi prioritas utama untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional yang tengah terpuruk.
Dalam pelaksanaannya, Menko Luhut menegaskan bahwa investor asing nantinya juga diharuskan melakukan transfer teknologi ke Indonesia. Aturan ini merupakan syarat utama yang harus dipenuhi dalam skema kerja sama penanaman modal di Tanah Air.
Ketersediaan Tenaga Kerja Menjadi Masalah
Pemerintah sendiri menargetkan pada 2024 industri di tiga lokasi tersebut mampu menyerap tenaga kerja lokal lebih dari 100 persen. Namun, Menko Luhut berujar bahwa kurangnya tenaga kerja lulusan pendidikan tinggi dalam bidang teknik di Indonesia menjadi tantangan yang cukup berat dalam pengembangan industri ramah lingkungan.
Oleh karenanya, semua pihak diimbau fokus menyiapkan program pengembangan sumber daya manusia untuk mewujudkan industri yang terintegrasi dan ramah lingkungan. Pun, koordinasi yang solid antara kementerian dan lembaga terkait penting dalam merumuskan regulasi.
"Kita punya kekayaan hutan, koral, mangrove. kita super power dan sekarang kita harus eksplor," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaNikel saat ini jadi incaran dunia sebagai salah satu bahan baku pembentuk baterai kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaStartup asal China telah meluncurkan baterai baru yang diklaim dapat menghasilkan listrik selama 50 tahun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.
Baca SelengkapnyaJenderal Moeldoko berharap pameran PEVS ini mampu meningkatkan pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAngka ini telah melebih target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo sebesar Rp1.400 triliun.
Baca SelengkapnyaGRP menargetkan kapasitas PLTS Atap terpasang sebesar 33 MWp, yang direncanakan selesai pada tahun 2025.
Baca SelengkapnyaPenjualan mobil listrik berbasis baterai di Indonesia terus bertumbuh, sejak insentif PPN dari pemerintah bagi BEV yang dirakit lokal.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Selengkapnya