Indonesia Eximbank Diminta Tak Hanya Fokus pada Perusahaan Besar
Merdeka.com - Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rudi Hartono Bangun mengimbau kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank untuk tidak hanya menaruh prioritas pembiayaannya kepada perusahaan-perusahaan besar yang menjadi debitur besar saja. Sebab sebagai special mission vehicle (SMV) Kementerian Keuangan, LPEI sudah sewajarnya mampu meningkatkan pembiayaan ekspor nasional.
"Bank Exim (LPEI) jangan hanya urusi debitur besar saja. Dirut dan jajaran direksi harus bisa mengubah pola lama dan manajemen lama yang memprioritaskan fasilitas pembiayaan kepada perusahaan besar saja, atau debitur besar saja," kata Rudi di Jakarta, Rabu (15/7).
Politisi Partai NasDem ini mewanti-wanti direktur eksekutif yang baru terpilih pada awal Juni lalu, untuk memberikan perubahan yang berarti. "Saya meminta pembiayaan ekspor harus diperbanyak dan diberikan kepada pengusaha menengah ke bawah serta UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)," tegasnya.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk mencapai hampir 260 juta jiwa, Rudi mendorong adanya perhatian lebih kepada sektor pelaku UMKM melalui berbagai pelatihan dan training. Mengingat, UMKM telah mampu menyerap hampir 99 persen dari total lapangan kerja, menyumbang 60,34 persen dari total PDB Nasional dan menyumbang 58,18 persen dari total investasi. Sayangnya, sektor ini hanya mampu berkontribusi 14,17 persen dari total ekspor.
"Coba cek data statistik, berapa banyak pengusaha kecil dan menengah atau UMKM yang layak dibina dan diberikan fasilitas pembiayaan untuk ekspor. Jangan banyak alasan lagi, saya tahu dan paham memang tidak mudah, tetapi mereka harus di training, dibuat pelatihan, dan diberikan edukasi. Itu tugas Bank Exim sebagai lembaga pembiayaan milik negara," imbau legislator daerah pemilihan (dapil) Sumatera Utara III itu.
Ke depannya, dia meminta Direktur Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kemenkeu sebagai pembina harus sungguh-sungguh memotivasi dan menggerakan Bank Exim, yang dinilainya memiliki non performing loan (NPL) yang sudah tinggi. Pasalnya sebagai lembaga yang yang memiliki sovereign status, LPEI memang dapat memberikan penjaminan bank dengan sejumlah ketentuan.
"Jangan terus-terus bobrok manajemennya, itu uang rakyat semua," pesan Rudi.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca SelengkapnyaTotal pinjaman 4 perusahaan ekspor tersebut mencapai Rp2,5 triliun.
Baca SelengkapnyaKetua LPS menjamin peristiwa itu tidak sampai menimbulkan gejolak dalam sektor perekonomian nasional.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaJawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaArief menekankan bahwa prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung.
Baca SelengkapnyaAwalnya tak punya kemampuan menjahit, kini hasil karyanya diminati orang dari berbagai penjuru Indonesia hingga luar negeri.
Baca Selengkapnya