Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Indonesia butuh mesin pencari agar tak bergantung pada Google

Indonesia butuh mesin pencari agar tak bergantung pada Google Logo Google. © newyorker.com

Merdeka.com - Kepala Program Studi Akademisi Televisi Indonesia Agus Sudibyo mengatakan Indonesia membutuhkan alat mesin pencari sendiri agar masyarakat tidak bergantung pada mesin pencari dari luar negeri yang nyatanya tidak memberikan keuntungan bagi Indonesia.

Hal ini dipicu dari kasus perusahaan raksasa asal Amerika Serikat, Google, yang menolak untuk membayar pajak ke pemerintah Indonesia. Bahkan, perusahaan tersebut menolak untuk diperiksa oleh Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak).

"Saat ini Eropa dan India sudah membuat mesin pencari baru, tidak bergantung pada Google, yang nyatanya melakukan oligopoli pada negara-negara yang secara aktif masih menggunakan mesin pencari tersebut," kata Agus dalam diskusi di Jakarta, Kamis (22/9).

Dia menambahkan, Indonesia seharusnya bisa mencontoh negara lain yang memiliki mesin pencarian sendiri agar tidak bergantung pada negara lain. Seperti China, Eropa, India, dan Korea sudah memahami bahwa pajak Google akan sulit untuk ditarik.

"Google itu penghasilan terbesarnya 94 persen dari google advertising, sehingga mereka memiliki keuntungan yang besar," imbuhnya.

Menurutnya, pemerintah juga harus memikirkan solusi lain, bukan hanya cara menarik pajak Google. Mengingat, perusahaan tersebut sudah menyiapkan alasan untuk tidak membayar pajak.

"Google Indonesia itu kasih alasan mereka sahamnya dimiliki Asia Pasific, salah satunya Singapura, sehingga mereka tidak bisa membayarkan pajak, itulah salah satu cara google untuk mangkir dari pajak," jelasnya.

Dengan diciptakannya mesin pencari milik Indonesia sendiri, maka pemerintah akan memperoleh keuntungan yang berlipat.

"Kita bukan menolak google dan menyukai google, namun ini demi kepentingan nasional. Lakukan seperti Eropa membuat mesin pencari sendiri, meski pun sulit mereka membentuknya, tapi bisa diusahakan," tutup Agus.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kata-kata ini Paling Dicari di Google selama 2023, dari Pick Me, Skena, hingga Cuaks
Kata-kata ini Paling Dicari di Google selama 2023, dari Pick Me, Skena, hingga Cuaks

Berikut adalah kata-kata yang kerap dicari di Google selama 2023.

Baca Selengkapnya
Google Berencana PHK Karyawan Lagi
Google Berencana PHK Karyawan Lagi

Google terus melakukan efisiensi karyuawan karena ingin mengubah arah perusahaan.

Baca Selengkapnya
Tiga Negara Ini Cocok untuk Mencari Kekayaan
Tiga Negara Ini Cocok untuk Mencari Kekayaan

Dari penelitian yang dilakukan, melibatkan beragam keluarga dari berbagai negara, salah satunya Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya

Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.

Baca Selengkapnya
Depan Prabowo, Jokowi Puji Inisiasi Kemenhan Bangun RS Pertahanan Negara Panglima Besar Soedirman
Depan Prabowo, Jokowi Puji Inisiasi Kemenhan Bangun RS Pertahanan Negara Panglima Besar Soedirman

Jokowi juga memuji sejumlah peralatan media yang diklaim tercanggih yang terpasang di dalamnya.

Baca Selengkapnya
Proyek Nimbus & Perlawanan Karyawan Google Tak Sudi Teknologinya Dipakai Israel buat Bantai Warga Palestina
Proyek Nimbus & Perlawanan Karyawan Google Tak Sudi Teknologinya Dipakai Israel buat Bantai Warga Palestina

Mengapa karyawan Google menentang kontrak senilai USD 1,2 miliar antara Google dengan pemerintah Israel?

Baca Selengkapnya
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024

Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya
Digitalisasi Layanan, Kemendagri Bagikan Laptop ke Pemda Seluruh Indonesia
Digitalisasi Layanan, Kemendagri Bagikan Laptop ke Pemda Seluruh Indonesia

Pemerintah tengah gencar memperbaiki birokrasi dan pelayanan optimal kepada masyarakat

Baca Selengkapnya