Indef: Hanya 32,7 Persen Pekerja Indonesia Punya Dana Cadangan untuk 7 Hari ke Depan
Merdeka.com - Peneliti Center of Digital Economy and SME, Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Izzuddin AlFarras Adha mengatakan bahwa data dari bank dunia tahun 2022 menunjukkan bahwa hanya 32,75 persen pekerja di Indonesia mampu menyediakan dana cadangan untuk kebutuhan 7 hari ke depan.
Dia menjelaskan, angka capaian ini lebih rendah dari pada rata-rata dunia yakni sebesar 40 persen. Bahkan lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga ASEAN, misalnya Malaysia sebesar 39,3 persen.
"Jelas lebih rendah dari pada Thailand, Myanmar. Bahkan Indonesia lebih rendah dari pada Kamboja. Artinya ini merupakan sebuah PR bagi Indonesia bagaimana caranya pekerja ini bisa memiliki dana cadangan lebih banyak lagi," ujar Izzudin dalam acara diskusi publik 'Market survey: Earned Wage Access di Indonesia', Jakarta, Selasa (28/2).
Tak hanya itu, para pekerja di Indonesia memanfaatkan dana darurat mereka dari keluarganya ketika membutuhkan dana, yaitu sebesar 44,42 persen. Dana darurat yang dibutuhkan pekerja seperti, ketika terjadi kecelakaan, atau sesuatu yang fatal, sehingga membutuhkan dana darurat.
"Dari mana para pekerja mendapatkan sumber dananya? ya dari keluarganya lalu selebihnya dari pekerjaan, tabungan, penjualan aset, perbankn. Tapi mayoritas mendapatkannya dari keluarga," terang dia.
Oleh karena itu, pihaknya melakukan studi lebih dalam dan mendetil terkait penyebab kedaruratan atau kebutuhan para pekerja di Indonesia.
Menurut survei kepada 385 responden di seluruh Indonesia, bahwa kebutuhan mendesak bagi para pekerja adalah kebutuhan terkait dengan keluarga sebesar 78,9 persen dan kesehatan sebesar 37,6 persen.
"Jadi memang soal-soal urusan keluarga dan kesehatan ini menjadi kebutuhan mendadak para pekeja," tutur Izzudin.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alasannya karena gaji pekerja di Singapura lebih tinggi dibandingkan pekerja di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaPendapatannya disebut bisa meningkat hingga 500 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sebanyak 15 persen responden dengan pendapatan tinggi mengaku bahwa seringkali pengeluarannya melebihi anggaran bulanan.
Baca SelengkapnyaADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaKenaikan PPN dengan menggunakan single tarif dapat menyebabkan semakin menurunnya daya saing industri.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi teken aturan kenaikan gaji PNS naik 8 persen per Januari 2024.
Baca SelengkapnyaSalah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca Selengkapnya