Impor pangan bukti pemerintah tak pro petani
Merdeka.com - Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) menuding pemerintahan saat ini menyalahi amanat undang-undang dan cita-cita bangsa. Hal ini dilihat dari penyelesaian masalah pangan di dalam negeri. Pemerintah lebih memilih pendekatan impor daripada menggenjot produksi dalam negeri dan menghargai kerja keras petani.
Ekonom Hendri Saparini menjelaskan bukti pemerintah tidak berpihak pada kemampuan dalam negeri adalah terus berkurangnya subsidi pangan. Pemerintah lebih memikirkan membangun infrastruktur untuk kelancaran distribusi pangan dan mengesampingkan asal bahan pangan yang didistribusikan ke masyarakat.
"Pemerintah lebih memilih memperbaiki jalan tol, bangun pelabuhan. Pemerintah fokusnya konsumen bisa membeli harga murah tidak peduli dari Bangladesh, Thailand maupun China. Seolah-olah benar tapi kalau berpikir secara nasional petani nasional bagaimana. Harus mengembalikan peran pemerintah menyelesaikan masalah fundamental indonesia mulai dari kelompok bawah," jelas Hendri dalam diskusi media di Jakarta, Rabu (3/4).
Ekonom UGM Revrisond Baswir juga mengatakan hal yang hampir sama. Bukti pemerintah tidak memikirkan masalah pangan Indonesia bisa dilihat dari penerapan lisensi importasi pangan. Pemerintah dipandang menjadikan rakyat sebagai sapi perah karena untuk memenuhi kebutuhannya melalui distributor berlisensi yang notabene mencari untung sebanyak-banyaknya.
"Lisensi impor sekarang tidak hanya di mobil, komoditas pemenuhan hajat hidup orang banyak dijadikan ajang pengumpulan lisensi dan fee. Dan ini bertolak belakang dengan kata kata negara melindungi hajat hidup rakyat banyak, ternyata dijadikan sapi perah oleh orang yang berkuasa," katanya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu aturan tersebut memberikan kewenangan kepada Bea Cukai untuk melakukan penataan kembali kebijakan impor dengan menggeser pengawasan impor
Baca SelengkapnyaBanyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaPemerintah berencana melakukan pembatasan barang impor.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca SelengkapnyaAda beberapa minuman yang sebaiknya tidak diminum ketika perut kosong karena berisiko terkena beberapa penyakit, seperti meningkatnya asam lambung.
Baca SelengkapnyaPemerintah ingin memastikan agar masyarakat tidak melakukan hal ini setibanya pulang dari luar negeri dengan barang impor.
Baca SelengkapnyaMentan menyebut ketersediaan pangan saat ini dalam kondisi yang aman.
Baca SelengkapnyaMangga adalah salah satu jenis buah yang paling banyak diminati di berbagai negara. Yuk, simak negara mana saja yang menghasilkan mangga terbanyak di dunia!
Baca SelengkapnyaSaat ini, Kementan tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas jagung dan padi.
Baca Selengkapnya