Hingga Mei, pemerintah telah terbitkan surat utang senilai Rp 340 T
Merdeka.com - Pemerintah, sampai akhir Mei 2016, telah melakukan pengadaan pembiayaan yang berasal dari utang sebesar Rp 211,2 triliun dan non-utang sebesar Rp 2,1 triliun. Pembiayaan utang bersumber dari penerbitan surat berharga negara (SBN) dan penarikan pinjaman, sedangkan pembiayaan non-utang bersumber dari perbankan dalam negeri.
Direktur Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Lucky Firmansyah, mengatakan penerbitan SBN gross mencapai Rp 340,1 triliun atau 61,2 persen dari target gross APBN sebesar Rp 555,7 triliun. Penerbitan SBN gross tersebut, lanjut Lucky, termasuk penerbitan SBN valuta asing sebesar USD 6 miliar atau setara dengan Rp 82,1 triliun.
"Tingginya persentase realisasi penerbitan SBN gross ini sejalan dengan strategi front loading untuk memanfaatkan tingginya likuiditas, membiayai realisasi defisit APBN yang cukup besar sejak awal tahun, dan membiayai utang jatuh tempo/dibeli kembali (buyback)," katanya saat ditemui di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Jumat (10/6).
Adapun jumlah SBN jatuh tempo dan dibeli kembali sampai dengan bulan Mei 2016 mencapai Rp 118,9 triliun. Sementara itu, realisasi penarikan pinjaman luar negeri melalui pinjaman program adalah sebesar USD 500 juta atau setara dengan Rp 6,7 triliun yang berasal dari Bank Dunia atau World Bank.
Berdasarkan hasil realisasi defisit anggaran sebesar Rp 189,1 triliun dan realisasi pembiayaan anggaran sebesar Rp 213,4 triliun, maka dalam pelaksanaan APBN hingga bulan Mei 2016 terdapat Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) sebesar Rp 24,2 triliun.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPS mencatat nilai impor beras pada Januari 2024 mencapai Rp4,36 triliun.
Baca SelengkapnyaSekitar 55 persen dari kenaikan ini berasal dari negara-negara maju, terutama didorong oleh AS, Prancis, dan Jerman.
Baca SelengkapnyaSecara rinci, pembiayaan utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp70,2 triliun atau setara dengan 10,5 persen terhadap APBN.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaPosisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.
Baca SelengkapnyaRealisasi peredaran uang selama masa Pemilu 2024 hanya mencapai Rp67,14 triliun, atau lebih rendah dari perkiraan BI sebesar Rp68 triliun.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Kementerian Perhubungan, jumlah orang yang akan bepergian di musim libur akhir tahun mencapai 107 juta orang.
Baca SelengkapnyaUtang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaTarget realisasi investasi di Kaltim tahun 2023 ditetapkan pencapaiannya sebesar Rp 64,5 triliun.
Baca Selengkapnya