Harga Solar akan diturunkan jadi Rp 6.000 per liter
Merdeka.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengakui harga jual Solar saat ini jauh lebih tinggi dari harga pokok. Apalagi, Solar masih disubsidi pemerintah Rp 1.000 per liter.
Pengakuan Sudirman, harga Solar seharusnya bisa dijual sebesar Rp 6.000 per liter. Namun penurunan harga belum bisa dilakukan saat ini. Alasannya, pengumuman penurunan harga dilakukan sebulan sekali atau maksimal dua kali sebulan.
"Memang Rp 6.000 per liter, tapi saya kira hitung hitungan Perpres maupun Kepmen paling cepat sebulan dua kali. Kita mengubah aturan dulu kalau turunkan harga," ucap Sudirman dalam rapat bersama Komisi VII DPR di Senayan, Jakarta, Selasa (3/2).
Pemerintah baru saja menetapkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) per 1 Februari 2015. Dari hitungan ini, pemerintah baru bisa mengubah harga BBM pada 15 Februari mendatang.
"Kita juga mempertimbangkan logistik, meteran SPBU. Saya dikomplain pengusaha karena beli Rp 6.400 nanti jual Rp 6.000. Kalau boleh diberi ruang," kata Sudirman.
Dia menjanjikan menurunkan harga Solar. Namun dia belum bisa memastikan waktu penurunan Solar. "Spirit kita memang selalu melayani masyarakat, forum kita politik. Memberikan keleluasaan pada pelaksana. Harga bukan negosiasi ruangan ini," tegas Sudirman.
Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warmika meminta pemerintah segera menurunkan harga jual solar.
"Engga usah nanti malam, besok juga enggak apa-apa diturunkan Solar. Silakan koordinasi dengan pemerintah, besok rakyat tak akan protes pak. Bapak bilang harga BBM bisa Rp 6.000. Korelasi penurunan jadi Rp 6.000 Pertamina untung, masyarakat untung," ucap Kardaya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras premium sebesar Rp1.000 per kg.
Baca SelengkapnyaPertama, ada faktor dari sisi hulu di mana rencana-rencana produksi mengalami kendala operasional.
Baca SelengkapnyaAturan baru nantinya akan memuat kategori kendaraan apa saja yang boleh menggunakan Pertalite dan Solar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kenaikan ini terjadi karena harga beras Bulog sudah dinaikkan menjadi Rp10.900 per Kg, dari harga eceran tertinggi (HET) sebelumnya Rp9.450 per Kg.
Baca SelengkapnyaSelain itu, pengurangan emisi dari kendaraan bermotor, yang mana emisinya sekitar 25-35 persen lebih rendah.
Baca SelengkapnyaSusiwijono mengatakan, masalah utama beras langka dan mahal di ritel modern disebabkan adanya pergeseran masa tanam dan masa panen.
Baca SelengkapnyaJokowi menjelaskan kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Indonesia, namun seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaPerdana, Indonesia punya SBPU Hidrogen Hijau pertama untuk pengisian energi bagi kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga beras tertinggi berada di Provinsi Kalimantan Tengah yang hampir mencapai Rp19.000 per kilogram (kg).
Baca Selengkapnya