Harga gandum dunia merangkak naik

Merdeka.com - Musim kering yang berkepanjangan membuat harga ekspor gandum dari Amerika Serikat naik. Indeks harga gandum di FOB Teluk Meksiko tercatat naik 11 persen per September lalu yaitu menjadi USD 353,42 per metrik ton.

Departemen perdagangan Chichago, AS mengatakan harga gandum untuk pengiriman bulan Desember mendatang juga tercatat naik. Kenaikan dipatok 0,4 persen menjadi USD 8,72 per bushel atau Rp 83.755 per 3,125 kg.

Sedangkan departemen perdagangan Kansas City, AS mengatakan akan menaikkan harga gandum sebesar 0,2 persen menjadi USD 9.10 per bushel atau Rp 87.405 per 3,125 kg.

Naiknya harga gandum ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain adalah musim kemarau yang melanda AS.

Indonesia sendiri menjadi negara kedua pengimpor gandum terbesar di dunia. Berdasarkan laporan United State Department of Agriculture (USDA) Mei 2012, impor gandum Indonesia diprediksi menembus 7,1 juta ton dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 6,7 juta ton.

Sedangkan urutan pertama ditempati oleh Mesir dengan impor gandum diperkirakan akan mencapai 10 juta ton tahun ini.

Untuk mengantisipasi meroketnya harga gandum tersebut, Menteri BUMN Dahlan Iskan pernah berjanji akan membuat lahan sorgum pertama di Indonesia dengan luas mencapai 15.000 hektar. Sorgum ini nantinya berguna untuk menekan impor gandum yang kini mencapai 7 juta ton.

Terhitung 1 Februari 2013, pemerintah akan membudidayakan penanaman bibit sorgum atau pengganti gandum di area sawah seluas 15.000 hektare.

"Ini instruksi Pak Presiden dalam hal pengurangan impor gandum akan kita realisasikan segera," kata Dahlan dalam acara Rakor BUMN di Yogyakarta, Rabu (10/10) lalu.

Dahlan optimis, Indonesia dapat mengurangi impor gandum apabila rencana ini segera terealisasi.