Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Digempur Produk Impor, Produksi Baja Nasional Diyakini Tetap Meningkat

Digempur Produk Impor, Produksi Baja Nasional Diyakini Tetap Meningkat baja. shutterstock

Merdeka.com - Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim mengatakan, ‎saat ini industri baja nasional tengah dihadapkan pada beragam tantangan, seperti persaingan dengan produk baja impor. Hal ini mengakibatkan penurunan utilisasi produksi yang merugikan produsen baja dalam negeri.

Meski demikian, dia memastikan pembangunan proyek klaster baja di Cilegon, Banten tetap berjalan sesuai target.

"Industri baja nasional terus optimis melakukan investasi yang ditujukan meningkatkan kapasitas produksinya untuk memenuhi kebutuhan baja domestik dan dapat mensubstitusi produk impor sebagai upaya untuk memperkuat daya saing industri baja nasional," ujar dia dalam The 4th Government Task Force Team Meeting for National Steel Industry Development di Jakarta, Kamis (21/3).

Dia menjelaskan, dalam mewujudkan klaster baja dengan kapasitas 10 juta ton di Cilegon, Krakatau Steel bekerja dengan perusahaan asal Negeri Gingseng, POSCO Korea. Proyek ini diharapkan berjalan lancar agar mampu mendorong pembentukan industri baja yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.

"Kami sangat berterima kasih atas dukungan dan atensi pemerintah selama ini terhadap upaya peningkatan kapasitas produksi melalui klaster baja 10 juta ton yang akan dilakukan secara bertahap dan ditargetkan akan tercapai pada 2025," kata dia.

Silmy menjelaskan, pembangunan klaster baja ini terdiri dari fasilitas produksi baja yang telah ada sebelumnya milik Krakatau Steel dan PT Krakatau Posco, ditambah dengan pembangunan fasilitas produksi baru. Sehingga secara tol akan mampu memproduksi baja hingga 10 juta ton.

"Di tahun 2019 ini pabrik Hot Strip Mill 2 sebagai bagian dari klaster baja 10 juta ton, pada tahap mechanical completion di akhir April 2019. Nilai investasi pabrik ini mencapai USD 515 juta dan kapasitas tahap awal sebesar 1,5 juta ton. Selanjutnya hingga tahun 2025 disusul dengan pembangunan pabrik-pabrik rolling mill lainnya seperti Cold Rolling Mill 2 dan 3 serta penambahan kapasitas Hot Strip Mill 2," tandas dia.

Reporter: Septian Deny

Sumber: Liputan6.com

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja
Jelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja

Impor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.

Baca Selengkapnya
Impor Indonesia di Bulan Maret Turun 2,60 Persen
Impor Indonesia di Bulan Maret Turun 2,60 Persen

Turunnya impor non migas karena penurunan mesin peralatan mekanis dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik serta kendaraan dan bagiannya.

Baca Selengkapnya
Perusahaan Baja Ini Gunakan PLTS Atap untuk Kurangi Emisi Karbon, Jadi Salah Satu Terbesar di Jawa Barat
Perusahaan Baja Ini Gunakan PLTS Atap untuk Kurangi Emisi Karbon, Jadi Salah Satu Terbesar di Jawa Barat

GRP menargetkan kapasitas PLTS Atap terpasang sebesar 33 MWp, yang direncanakan selesai pada tahun 2025.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Terungkap, Ini Alasan Pemerintah Setop Impor Jagung untuk Pakan Ternak
Terungkap, Ini Alasan Pemerintah Setop Impor Jagung untuk Pakan Ternak

Arief menekankan bahwa prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung.

Baca Selengkapnya
Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi

Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.

Baca Selengkapnya
Indonesia Kembali Impor Beras di 2024, Jumlahnya 2 Juta Ton
Indonesia Kembali Impor Beras di 2024, Jumlahnya 2 Juta Ton

Upaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Beras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya
Beras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya

Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.

Baca Selengkapnya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Industri Baja Turun Tangan Bantu Perbaikan Jalan, Selesai Lebih Cepat dari Target
Industri Baja Turun Tangan Bantu Perbaikan Jalan, Selesai Lebih Cepat dari Target

Ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan, dalam mendukung dan memajukan pembangunan lokal.

Baca Selengkapnya