Data BI: Nilai Tukar Rupiah Menguat 0,27 Persen Dibanding Januari
Merdeka.com - Bank Indonesia mencatat, rata-rata nilai tukar Rupiah menguat 0,27 persen per 19 Februari dibandingkan Januari 2020. Tetapi, secara poin to poin harian melemah sebesar 0,24 persen dibandingkan dengan level akhir bulan Januari 2020.
"Pelemahan Rupiah di awal Februari 2020 dipicu terhadap sentimen terhadap Covid-19 (virus corona)," kata Perry di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (20/2).
Dalam perkembangan berikutnya, Rupiah kembali stabil ditopang pasokan valas eksportir dan aliran masuk modal asing. Rupiah yang menguat juga terlihat pada Januari 2020 yang secara rata-rata mencatat apresiasi 2,13 persen dibandingkan dengan Desember 2019.
Ke depan, Bank Indonesia memandang nilai tukar Rupiah tetap stabil sesuai dengan fundamentalnya dan mekanisme pasar yang terjaga. Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik.
"Bank Indonesia terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, baik pasar uang maupun pasar valas," kata Perry.
Informasi saja, nilai tukar Rupiah hari ini ditutup melemah ke level Rp13.750 per USD. Pagi tadi, Rupiah dibuka di Rp13.698 per USD.
Neraca Pembayaran Indonesia (NIP) Tetap Baik di Tengah Dampak Virus Corona
Bank Indonesia mencatat neraca pembayaran Indonesia (NIP) surplus sebesar USD 4,7 miliar. Sebelumnya pada 2018 mengalami defisit USD 7,1 miliar.
Perbaikan NPI ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat sejalan kinerja ekonomi Indonesia yang terjaga, daya tarik pasar keuangan yang besar, dan ketidakpastian pasar keuangan global yang mereda.
"Defisit transaksi berjalan juga menurun dari 2,94 persen PDB pada 2018 menjadi 2,72 persen PDB," kata Perry
Kinerja terkini pada Januari 2020 menunjukkan aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik terus berlanjut, yang secara neto tercatat USD 6,3 miliar. Pada awal Februari 2020, aliran masuk modal asing terutama investasi portofolio di pasar keuangan mengalami penyesuaian setelah terjadinya Covid-19.
Sementara itu, neraca perdagangan mencatat defisit USD 0,86 miliar dipengaruhi ekspor yang belum kuat akibat kondisi global yang masih lemah.
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2020 tercatat sebesar USD 131,7 miliar. Setara dengan pembiayaan 7,8 bulan impor atau 7,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Jumlah ini berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah untuk memperkuat ketahanan sektor eksternal."
Termasuk berupaya mendorong peningkatan PMA serta mengendalikan defisit transaksi berjalan yang pada 2020 dan 2021 diprakirakan dalam kisaran 2,5-3,0 persen PDB.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel
Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca SelengkapnyaMengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras
Sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.
Baca Selengkapnya