Dampak Resesi Ekonomi Mulai Terasa, Permintaan Ekspor Produk Indonesia Turun Drastis
Merdeka.com - Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton Supit mengakui bahwa ancaman resesi ekonomi sudah mulai terasa ke dunia usaha. Terutama untuk industri sepatu yang mengalami penurunan permintaan ekspor yang sangat signifikan, khususnya dari Uni Eropa dan Amerika Serikat.
"Masalah sekarang ini adalah resesi dunia yang sudah terjadi terutama Uni Eropa dan Amerika dan efeknya langsung kepada industri sepatu dan tekstil. Di persepatuan saja order menurun 50 persen rata-rata. Ada yang 70 persen dan kurang. Bergantung pasarnya di mana. Kalau di Uni Eropa dan Amerika itu sangat turun, sementara Asia masih bagus," kata Anton dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (8/11).
Tak berhenti di situ saja, industri karet juga mengalami penurunan permintaan ekspor sebesar 40 persen lebih. Dia memprediksi dampaknya akan lebih dalam lagi, sebab menyangkut karet rakyat.
"Artinya jika permintaan dunia menurun, karet rakyat ini tidak akan terserap secara optimal dan menimbulkan problem baru lagi," ujarnya.
Industri Elektronik
Di sisi lain, industri elektronik juga mengalami penurunan permintaan ekspor. Menurut dia hanya industri otomotif saja yang mengalami peningkatan permintaan ekspor.
"Otomotif untuk ekspor ke Middle East dan Asia lainnya juga naik. Jadi situasinya tidak bisa dikatakan sama," ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengungkapkan pelemahan permintaan global yang berdampak pada kinerja ekspor menjadi terganggu. Akibatnya, sejumlah perusahaan memilih mengurangi produksi bahkan melakukan PHK, salah satunya pada industri tekstil.
"Kondisi ini sudah mulai berdampak pada beberapa industri khususnya terkait dengan sektor tekstil dan produk tekstil," pungkas Airlangga.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaKendati begitu, Perry mengakui kinerja ekspor barang belum kuat dipengaruhi oleh menurunnya ekspor komoditas.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaPria tersebut berinisiatif untuk melakukan patungan demi membantu salah seorang temannya yang sedang kesulitan ekonomi.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaMayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaUntuk mencapai Indonesia emas tahun 2045, mulai tahun 2025 dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di angka 6 persen hingga 7 persen.
Baca Selengkapnya