Cegah rupiah terus meloyo, pemerintah hanya akan perbaiki ekonomi
Merdeka.com - Pemerintah hanya akan berupaya memperbaiki sistem ekonomi dalam negeri untuk mencegah kemerosotan nilai tukar rupiah. Kemarin, kurs tengah Bank Indonesia tercatat melemah 13 poin menjadi Rp 13.481 per USD dari sebelumnya Rp 13.468 per USD.
"Kami dorong ekspor, birokrasi dikurangi, dan penegakan hukum. Ini pasti membuat ekonomi bersaing dan menguatkan rupiah," ungkap Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalilusai menghadiri forum bisnis Indonesia-Turki, Jakarta, Sabtu (1/8).
Forum itu dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan seratus pebisnis negara transkontinental tersebut.
Sofyan mengingatkan, pelemahan rupiah diakibatkan adanya isu penaikan suku bunga The Fed, bank Sentral Amerika Serikat.
Ini membuat Bank Indonesia enggan mengguyur pasar dengan cadangan devisa untuk menguatkan rupiah.
"Isu suku bunga (The Fed) berkembang dan pelaku pasar spekulasi akan mempengaruhi mata uang dunia, karena selama ini bergantung kepada dolar AS," ujarnya.
"Beberapa negara melakukan intervensi pasar. Kami tidak mau menghabiskan devisa cuma gara-gara itu. Dolar AS akan naik turun sampai The Fed menaikkan bunganya."
Tercatat, cadangan devisa Indonesia mencapai USD 108,03 miliar, akhir Juni 2015. Ini lebih rendah USD 2,8 miliar ketimbang akhir bulan sebelumnya, sebesar USD 110,8 miliar.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaMayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Keduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.
Baca SelengkapnyaMenyikapai Rupiah terus melemah, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaPersiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.
Baca Selengkapnya