Burj Khalifa, Gedung Tertinggi di Dunia yang Tidak Punya Septic Tank
Merdeka.com - Membicarakan gedung tertinggi di dunia seakan tak lengkap jika tak menyebut Burj Khalifa. Mengingat, icon Dubai tersebut saat ini menjadi gedung pencakar langit tertinggi di dunia hingga saat ini.
Melansir dari laman Daily Star, ketinggian Burj Khalifa mencapai 830 meter yang dikelilingi kilauan kaca yang menakjubkan. Sementara ketinggian bangunan London's Shard hanya sekitar 500 meter.
Meski begitu, Burj Khalifa tidak memiliki ruang untuk mengelola limbah kotoran manusia atau septic tank. Padahal, keberadaan septic tank penting untuk gedung-gedung pencakar langit.
"Namun, ada satu hal yang dimiliki bangunan terbesar kami yang sangat tidak dimiliki Burj dan itu adalah sistem pembuangan limbah yang berfungsi (septic tank)," tulis Daily Star dikutip di Jakarta, Rabu (24/5).
Oleh karena itu, pengelola harus muncul dengan cara yang kreatif dan menjijikkan untuk membuang limbah kotoran manusia. Menyusul, tidak tersedianya septic tank di gedung pencakar langit tertinggi di planet bumi tersebut.
Setiap hari, kumpulan truk kotoran berjalan menuju Burj Khalifa untuk mengangkut limbah dari kotoran manusia. Limbah ini kemudian diangkut ke luar kota dengan peleton paling bau yang bisa dibayangkan.
Sekarang Anda mungkin bertanya-tanya mengapa ada orang yang menghabiskan USD 1,5 miliar untuk gedung pencakar langit tanpa adanya septic tank?. Ternyata, pengelola Burj Khalifa memiliki alasan atas permasalahan tersebut.
Ketika Burj Khalifa selesai dibangun, ekonomi Dubai tengah terhuyung-huyung akibat dampak krisis kredit tahun 2008. Sehingga, diputuskan bahwa biaya untuk pembangunan septic tank adalah pemborosan uang yang tidak perlu.
Pengembang yakin bahwa mengangkut limbah setiap hari akan lebih murah daripada membangun septic tank dalam waktu singkat. Namun, dengan kemungkinan tempat tinggal 35.000 orang, bangunan ini mampu menghasilkan 15 ton limbah per hari.
Sekarang ada rencana untuk membangun kembali sistem septic tank tetapi tidak akan selesai sampai tahun 2025. Jadi jika Anda mengunjungi Burj Khalifa, awasi konvoi truk oranye dan mungkin tutup jendelanya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hingga kini, isi dari gedung tersebut belum diketahui secara pasti.
Baca Selengkapnya"Kalau enggak ya kotanya jadi bangunan beton semua, dan pasti akan menimbulkan masalah-masalah baru, seperti banjir, polusi, dan lain-lain," kata Gibran.
Baca SelengkapnyaSimak potret kediaman Muzdalifah yang kini beralih fungsi menjadi 'gudang'!
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hujan deras dan angin kencang di Dubai pada Selasa (16/4) lalu telah mengakibatkan banjir bandang yang melumpuhkan Bandara Internasional Dubai.
Baca SelengkapnyaFasilitasnya terbilang mewah, dengan ranjang tingkat yang empuk sampai toilet duduk.
Baca SelengkapnyaDinding rembes dapat menyebabkan kerusakan serius pada struktur bangunan dan kualitas hidup penghuninya.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Bangun Masjid Cetak Tiga Dimensi Pertama di Dunia, Diresmikan Jelang Ramadan
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang contoh permasalahan lingkungan hidup dan solusinya.
Baca SelengkapnyaPemerintah tengah mengkaji pembangunan proyek tanggul laut raksasa, atau Giant Sea Wall di pesisir Pantura Jawa luar Jakarta.
Baca Selengkapnya