Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bukan Inflasi, Ini Tantangan Terbesar Ekonomi Dunia

Bukan Inflasi, Ini Tantangan Terbesar Ekonomi Dunia pertumbuhan ekonomi. ©2019 Merdeka.com/Imam Buhori

Merdeka.com - Profesor emeritus keuangan di Wharton School of the University of Pennsylvania, Jeremy Siegel mengatakan, Federal Reserve AS (The Fed) telah menaikkan suku bunga terlalu cepat, dan risiko resesi akan sangat tinggi jika terus melakukannya.

"Mereka seharusnya mulai memperketat jauh, jauh lebih awal. Tapi sekarang saya khawatir mereka menginjak rem terlalu keras," Ujar Jeremy, dikutip dari CNBC, Senin (10/10).

Jeremy menjelaskan bahwa dia adalah salah satu yang pertama memperingatkan kebijakan inflasi The Fed pada tahun 2020 dan 2021, tetapi rantainya telah berayun terlalu jauh ke arah lain. "Jika mereka tetap seketat yang mereka katakan, terus menaikkan suku bunga bahkan sampai awal tahun depan, risiko resesi sangat tinggi," kata dia.

Menurutnya suku bunga cukup tinggi sehingga dapat menurunkan inflasi hingga 2 persen, dan tingkat terminal, atau titik akhir, harus antara 3,75 persen dan 4 persen.

Pada bulan September, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar tiga perempat poin persentase ke kisaran 3 persen hingga 3,25 persen, tertinggi sejak awal 2008. Bank sentral juga mengisyaratkan bahwa tingkat terminal bisa setinggi sebesar 4,6 persen pada tahun 2023.

"Sebagian besar inflasi ada di belakang kita, dan kemudian ancaman terbesar adalah resesi, bukan inflasi, hari ini. Saya pikir itu terlalu, terlalu tinggi mengingat kelambatan kebijakan, itu benar-benar akan memaksa kontraksi," jelasnya.

Menurut data dari pelacak FedWatch CME Group dari taruhan berjangka dana Fed, kemungkinan kisaran target suku bunga akan mencapai 4,5 persen hingga 4,75 persen pada Februari tahun depan adalah di 58,3 persen.

"Pandangan saya sendiri adalah Anda harus menaikkan suku bunga. Jika inflasi 8 persen, Anda perlu menaikkan suku bunga jauh lebih tinggi," tambahnya.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah

tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan

Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.

Baca Selengkapnya
Benarkah Suku Bunga Acuan Naik Bakal Buat Cicilan KPR Bengkak? Begini Penjelasannya
Benarkah Suku Bunga Acuan Naik Bakal Buat Cicilan KPR Bengkak? Begini Penjelasannya

Kenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Pengusaha Lebih Takut Hal Ini Dibandingkan Pelemahan Kurs Rupiah
Ternyata, Pengusaha Lebih Takut Hal Ini Dibandingkan Pelemahan Kurs Rupiah

Kenaikan suku bunga oleh BI akan memberikan sederet dampak rambatan terhadap pelaku usaha ritel.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya

Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya
Kenaikan Suku Bunga BI Bak Minum Paracetamol, Begini Penjelasannya
Kenaikan Suku Bunga BI Bak Minum Paracetamol, Begini Penjelasannya

Menaikkan suku bunga tinggi pun tidak cukup membantu pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya