Buka-bukaan Bos BTN soal Kinerja Perusahaan Tetap Moncer di Tengah Pandemi
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 memukul banyak sektor usaha, tak terkecuali perbankan. Hal ini menjadi tantangan bagi para bankir untuk memutar otak dan mengatur strategi melaju di tengah krisis. Namun, di sisi lain tetap mempertahankan kualitas asetnya untuk tetap baik.
Dihadapkan dengan tantangan tersebut, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau Bank BTN, Pahala Nugraha Mansury mengungkapkan sejumlah faktor yang membuat kinerja Bank yang dipimpinnya pada kuartal III-2020 dapat membukukan pertumbuhan laba sebesar 39,72 persen dibandingkan periode yang sama di tengah risiko yang dihadapi sektor perbankan saat pandemi terjadi.
"Salah satu faktor yang membuat pertumbuhan bisnis Bank BTN tetap baik adalah karena sektor perumahan yang menjadi core business Bank BTN, merupakan sektor yang bangkitnya cukup baik, terutama karena perumahan merupakan kebutuhan dasar karena di Indonesia, rasio sektor perumahan dari PDB nasional hanya sebesar 3 persen sehingga masih menjadi kebutuhan dasar masyarakat," kata Pahala, Senin (7/12).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat di tengah pertumbuhan ekonomi nasional yang terkontraksi di triwulan III-2020 (yaitu -5,32 persen yoy), sektor real estate masih dapat tumbuh lebih 2,3 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Menurut Pahala, sektor perumahan masih mampu menjadi penggerak perekonomian nasional di tengah efek pandemi Covid-19. Di samping itu, Bank BTN sebagai penyedia jasa keuangan merupakan sektor yang tergolong moderat kemungkinan pemulihannya sehingga memerlukan waktu antara 1 hingga 2 tahun.
"Bank BTN cukup beruntung, karena kita fokus pada perumahan. Memang ada fase dimana terjadi penurunan penyaluran kredit pada bulan April namun sudah mengalami recovery signifikan pada beberapa bulan terakhir," kata Pahala.
Risiko Kredit dan Likuiditas
Pahala tidak menampik bahwa pada masa pandemi Covid-19, perbankan dihadapkan sejumlah risiko yang disebabkan penurunan pendapatan masyarakat (debitur) di antaranya risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas.
Risiko kredit menjadi yang pertama karena sektor riil dan sektor UMKM mengalami penurunan sehingga berdampak pada kemampuan bayar debitur terhadap perbankan. Risiko lainnya adalah sektor pasar dan risiko likuiditas ternyata menurut Pahala tidak terlalu signifikan.
Risiko tersebut dihadapi Bank BTN dengan melakukan beragam pembenahan dan perbaikan dalam beberapa hal untuk memperkuat bisnisnya. Sebagai sektor yang tidak terlalu terkena dampak Pandemi, Pahala menilai menjadi momentum yang tepat untuk melakukan perbaikan mulai dari kebijakan, business process dan layanan kepada nasabah.
"Bank BTN beruntung karena 75 persen bisnisnya di segmen KPR, sekarang tinggal bagaimana kita memperbaiki business process, krisis ini menjadi momentum yang tepat untuk kita memperbaiki policy, termasuk policy risk, dan kepuasan nasabah kita tingkatkan sambil upgrading infrastructure digitalisasi yang kita tawarkan, tidak hanya produk DPK tapi juga KPR," kata Pahala.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah melewati tantangan sejak 2019 hingga 2022 lalu, industri penerbangan nasional mulai menunjukkan momentum bangkit di 2023.
Baca SelengkapnyaAlhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik
Baca SelengkapnyaIndustri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, pertanian merupakan salah satu sektor yang memerlukan perhatian khusus.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya menyiapkan kebijakan-kebijakan strategis untuk menjaga sektor industri.
Baca SelengkapnyaSelama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaMayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaPadahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca Selengkapnya